Jilid 40

1.8K 46 1
                                    

"Mengapa dua bersaudara Siau meninggalkan markas besarnya dengan begitu saja? Seandainya bukan disebabkan sesuatu sebab yang serius, dengan watak mereka, mustahil kedua orang tersebut akan berbuat demikian."

"Saudara Lan, perkataanmu memang benar, tetapi jika Wi Thian-yang datang kemari untuk mengajak mereka berkomplot, kepergian mereka secara mendadak jadi tak aneh lagi!"

"Nah itulah dia, saudara Ban, coba kau lihat, gedung Kheng-thian-lo telah menjadi sebuah bangunan kosong yang tak ada penghuninya kecuali sesosok mayat dari Lian Peng yang telah mereka dandani sebagai patung dewa, mungkinkah dibalik kejadian tersebut masih terdapat hal-hal yang perlu kita selidiki?"

"Tentu saja, persoalan semacam ini memang ada nilainya untuk diselidiki lebih jauh!" sahut kakek latah awet muda cepat.

Kemudian dia berpaling kearah Oh Put Kui dan ujarnya lagi:

"Anak muda, apakah kau berhasil mendapatkan suatu kesimpulan tentang kejadian tersebut?"

Oh Put Kui tertawa.

"Walaupun boanpwe berhasil menemukan beberapa hal yang mencurigakan namun tidak kuketahui apakah dugaanku tersebut benar atau tidak."

"Kalau begitu coba kau utarakan cepat!"

"Boanpwe rasa mereka tentu sudah tahu kalau kakek cengeng beralis putih Ciu Hway-wan bukan seorang manusia yang dapat dipercaya, oleh karena itu disaat Lian Peng datang melaporkan tentang kedatangan kau orang tua bersama boanpwe yang berhasil menolong gwakong dari penjara, orang orang itu segera berkesimpulan bahwa gedung Keng Thian-lo inipun tak dapat dipertahankan lebih jauh, itulah sebabnya mereka segera memutuskan untuk pindah ketempat lain."

Mendengar sampai disitu, kakek latah awet muda segera manggut-manggut sambil tertawa:

"Ehm, sangat beralasan sekali, tetapi apa yang menyebabkan mereka menghukum mati Lian-Peng?"

"Aku rasa dalam peristiwa ini hanya terdapat sebuah kemungkinan saja."

"Apakah kemungkinan itu?"

"Wi Thian-yang merasa amat gusar kepadanya karena perempuan itu tak mampu mempertahankan gedung Sian-hong-hu, karena itu dalam gusarnya ia segera membinasakan istri mudanya ini."

"Kalau memang begitu, apa sebabnya pula mereka dandani mayatnya sebagai patung dewa yang dipuji dimeja altar?" tanya Lan Ciu-sui pula sambil tertawa.

Oh Put Kui turut tersenyum.

"Yaya, menurut cucunda, ada dua kemungkinan apa sebabnya mereka berbuat demikian."

"Kalau begitu cepatlah kau kemukakan."

"Kemungkinan pertama, mereka hendak menggunakan cara begini untuk merahasiakan perbuatan mereka yang telah membunuh Lian Peng, agar selamanya tak ada orang yang mengetahui tentang kematian perempuan tersebut, sebab orang lain tak pernah akan berhasil menemukan mayatnya selama-lamanya.........."

"Ehm......... alasan yang terlempau dipaksakan," Lan Ciu-sui sambil tertawa, "andaikata diatas mayat ditaburi obat penghancur tulang, bukankah hal ini semakin beres lagi?"

"Yaaa, cucunda sendiripun beranggapan alasan yang pertama ini terlampau dipaksakan."

"Kalau begitu cepat kau kemukakan alasan yang kedua!" seru kakek latah awet muda lagi.

"Kemungkinan yang kedua, bisa jadi mereka sudah menduga kalau patung tersebut tak akan bisa mengelabuhi Ban tua, oleh sebab itu mereka kalau bukan ingin menggunakan mayat dari Lian Peng sebagai alat gertakan atau peringatan kepada kita, tentunya didalam tubuh mayat Lian Peng telah dipersiapkan suatu rencana jebakan lainnya yang amat keji............."

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang