Jilid 14

3.8K 51 2
                                    

Sekalipun Hui-Lok merasa mendongkl didalam hati, namun setelah dihadapkan pada Cui-sian sangjin, rasa mendongkolnya itu tak bisa diutarakan keluar.

Akhirnya dia berkata sambil tertawa :

"Sangjin terlalu sungkan! Kalau toh kesalahan paham sudah dapat diatasi, silahkan kalian berlima untuk kembali ke meja perjamuan masing-masing...."

Cui-sian sangjin tidak berbicara apa-apa lagi, dia lantas membalikkan badan dan berjalan kembali dulu ke meja perjamuannya.

Hui-sin taysu, Hian-leng totiang. Bwe Kuan-peng serta Wici Min terpaksa harus mengikuti pula di belakangnya.

Suatu ancaman hujan badai yang maha dahsyat pun menjadi buyar dengan begitu saja.

Namun dibalik kesemuanya itu, suatu ancaman yang lebih besar semakin melandar mengancam hati setiap orang ....

000000000

Sementara itu, dimaja lain Oh Pu Kui telah mengangkat cawannya dan berkata kepada Nyoo ban-bu sambil tertawa:

"Saudara Nyoo, apakah sebeum ini kau kenal dengan Ceng-thian-kui-ong Wi-thian-yang?"

Agak terkejut Nyoo Ban-bu setelah mendengar perkataan itu, buru-buru sahutnya :

"Tidak kenal ! Sewaktu siaute dilahirkan di dunia ini, Wi-thian-yang sudah disekap ditengah bukit, mana mungkin suaute kenal dengannya ?"

"Aaah, betul juga! Kalau begitu siaute telah salah ngomong!"

Kit Hui-seng yang berada disampingnya segera menegur pula sambil tertawa geli :

"Saudara Oh, mengapa kau punya pikiran seaneh itu secara tiba-tiba ?"

Oh Put Kui tertawa.

"Saudara Kit, siaute hanya secara tiba-tiba saja berpikir demikian sebab kulihat saudara Nyoo pernah memuni Ceng-Thian-kui-ong, oleh karena itu siaute mengira saudara Nyoo kenal dengan kakek itu!.

"Saudara Oh, bukankah akupun telah memuji Wi-thian-yang?" kata Kit Hu-seng sambil tertawa, "mengapa saudara Oh tidak mengajukan pertanyaan tersebut kepada siaute ? Mungkin saudara Oh sudah mempunyai pandangan tertentu terhadap saudara Nyoo?"

Oh Put Kui segera tertawa terbahak bahak.

"Haaaahhh....haaaahhh.... haaaahhh..... siaute bisa salah ngomong pun hanya satu kali, saudara Kit, andaikata siaute bertanya sekali lagi, bukankah hal ini memperhatikan kalau siaute adalah serang manusia yang tahu diri ?

Dengan kening berkerut Kit Hu-seng manggut-manggut.

"Yaa, siaute tak sampai berpikir kesitu !"

"Saudara Kit adalah seorang polos dan jujur, tentu saja dia tak akan memikirkan soal soal yang aneh seperti itu." Kata Nyoo Banbu sambil tertawa, "saudara Ciu, benar bukan pandangan siaute ini ?"

Ciu It Kim memandang sekejap sekeliling tempat itu, kemudian berkata sambil tertwa.

"Saudara Kit adalah seorang yang jujur, paling baik kalau saudara Nyoo jauan menyindir dirinya !"

Merah padam selembar wajah Nyoo banbu karena jengah.

Siapa bilang kalau siaute sedang menyindir saudara Kit ? Tentunya saudara ciu salah paham !" serunya cepat.

"Kalau siaute mah tak pernah menaruh kesalahan paham terhadap orang lain ..." ujar Ciu It Kim hambar.

Satu ucapan yang amat diplomatis, tidak entengpun tidak berat, tapi sangat mengena di hati Nyoo Ban-bu sehingga membuatnya tak sanggup berbicara untuk beberapa saat.

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang