Jilid 15

2.1K 44 0
                                    

OH PUT KUI merasa geli sekali sesudah mendengar perkataan itu, hampir saja meledak gelak tertawanya.

Dia tak menyangka kalau gembong iblis tua inipun pandai sekali menggoda orang.

Im Tiong hok kelihatan agak tertegun, kemudian serunya lagi :

"Siau tua, disini hanya kau seorang yang sanggup!"

Sebenarnya dia hendak mengatakan begini:

"Hanya kau seorang yang pantas menjadi juri untuk pertaruhan kami," tapi secara tiba-tiba ia teringat kalau ke lima orang ciangbunjin dari lima partai besarpun turut hadir disana, maka terpaksa ucapan mana ditarik kembali mentah-mentah.

Dia tak ingin gara-gara salah ucapan berakibat kemarahan dari para diangbunjin dari lima partai besr itu, sebab hal mana Cuma akan mendatangkan kerugian saja bagi dirinya.

Dari sikapnya ini bisa disimpulkan pula kalau orang ini amat teliti dan berhati-hati dalam setiap tindakannya.

Siau lojin tetap menggelengkan kepalanya seraya berkata :

"Bocah muda, lohu enggan menjadi juri ... Cuma lohu bisa memilihkan penggantinya dengan tepat, biar dia saja yang mewakili lohu dalam menengahi masalah ini !"

Mendengar ucapan terebut, Im Tiong-hok segera berseru sambil tertawa lebar :

"Jika kau orang tua yang pilihkan, hal ini pasti tak bakal salah lagi...."

Siau lojin tersenyum, dia segera berpaling ke arah Oh Put-kui sambil bertanya :

"Hei bocah muda. Tolong merepotkan kau sebentar !"

"Aku ?" Oh Put-kui tertawa geli, "memangapa kau orang tua musti memberikan kesulitan buat boanpwe ?"

"Anak muda, kau dapat mewakili lohu, kesulitan apa sih yang kau kuatirkan ?"

Sorot matanya segera dialihkan ke Im Tiong-hok yang masih berdiri dengan kening berkerut, kemudian melanjutkan :

"Bocah muda ini bernama Oh Put-kui, Long-cu-koay-hiap (pendekar aneh gelandangan) yang termasyur dalam dunia persilatan belakangan ini, tapi bocah ini menyebut dirinya sebagai si Gelandangan yang tidak kenal siapa-siapa. Bila dia yang mewakili lohu untuk menengahi persoalan ini, tanggung tak bakal terjadi kebocoran-kebocoran yang tak diinginkan, bagaimana ? Puas tidak ?"

Sesungguhnya Im Tion-hok masih berdiri dengan wajah termangu, tapi setelah mengetahui dia adalah Oh Put-kui, seketika itu juga rasa tertegunnya hilang lenyap tak membekas, sebagai antinya sekulum senyuman segera tersungging di ujung bibirnya, sahutnya dengan lancang :

"Boanpwe percaya kau orang tua tak bakal salah memilih !"

Kemudian sambil mengalihkan sinar matanya ke wajah Oh Put-kui, dia melanjutkan :

"Saudara Oh, aku orang she Im memohon kesediaan saudara Oh !"

Dengan perasaan apa boleh buat terpaksa Oh Put-kui bangkit berdiri, ujarnya sambil tertawa :

"Saudara Im kelewat sungkan ! Siaute kuatir tak bisa memenuhi harapanmu itu."

Sambil tertawa Im Tiong-hok mempersilahkan Oh Put-kui untuk berjalan lebih dulu.

Oh Put-kui menjura lalu maju ke tengah arena dengan langkah lebar ....

Kepada Lamkiong Ceng, Im Tiong-hok segera berkata sambil tertawa.

"Saudara Lamkiong kenal dengan saudara Oh ?"

"Lamkiong Ceng segera tertawa.

"Saudara Oh masih terhitung tuan siaute, tentu saja aku kenal dengannya."

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang