Jilid 26

3.1K 51 0
                                    

"Buat apa aku mesti turun tangan terhadap seorang angkatan muda ?" Sik Keng-seng balik bertanya dengan sorot mata berkilat.

"Lantas dimanakah bocah itu sekarang ?"

"Aku telah mengutus orang untuk menghantarnya pulang ke markas besar perkumpulanmu!"

Tiba-tiba saja paras muka Li Ceng-siu berubah hebat setelah mendengar perkataan itu, serunya tanpa terasa :

"Kau telah menghantarnya pulang ke Seng-ciu?"

"Bila tidak percaya, kau akan mengetahui sendiri setibanya dirumah nanti.........."

Belum habis ia berkata, Li Ceng-siu telah membentak dengan penuh amarah:

"Kau benar-benar telur busuk !"

Umpatan tersebut kontan saja membuat Sik Keng-seng menjadi tertegun dan melongo, pikirnya kemudian :

"Li Ceng-siu benar-benar seorang telur busuk tua........"

Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, tiba-tiba sesosok bayangan manusia telah melintas lewat dihadapannya, hal ini membuat hatinya amat terkejut.

Bentakan gusar dan gelak tertawa keras segera bergema silih berganti.

ooooooooooo0oooooooooo

Oh Put Kui yang menyaksikan kejadian tersebut segera memancarkan sinar matanya yang tajam untuk mengikuti semua gerakan tersebut.

Ternyata Li Cing-siu telah mempergunakan gerakan tubuhnya yang paling hebat untuk menyambar ruyung Mu-ni-pian tersebut dari tangan Sik Keng-seng.

Sedemikian cepat dan hebatnya gerakan tersebut, sampai-sampai dia tak sempat melihat dengan jelas gerakan apakah yang telah dipergunakan oleh Li Ceng-siu itu.

Pada saat itulah, dia mendengar Kakek latah awet muda berbisik:

"Hey anak muda, apakah kau merasa terkejut?"

"Ban-tua, boanpwe benar-benar merasa kagum atas kelihayan tenaga dalam yang dimiliki Li Kaucu ini!" bisik Oh Put Kui dengan menggunakan ilmu menyampaikan suara pula.

"Tentu saja, ilmu silat yang dimiliki Li Kaucu ini sudah tidak berada dibawah tiga kakek iblis dari dunia persilatan, bagaimana mungkin kau tidak merasa kagum?"

"Ban tua, siapa sih yang kau maksudkan sebagai tiga kakek iblis dari dunia persilatan itu?" tanya Oh Put Kui dengan perasaan tidak habis mengerti.

"Ooooh, julukan itu mah pemberianku sendiri untuk mereka bertiga, ketiga manusia itu adalah kakek setan berhati cacad Siau Lun, Kakek patah hati Hui Lok dan kakek pengejut manusia Siau Hian!"

"Boanpwe rasa tidak mungkin, kakek Ban terlalu menilai tinggi kemampuan dari Li Kaucu itu," seru Oh Put Kui terkejut bercampur keheranan.

"Kalau kau tidak percaya anak muda, sebentar saksikan sendiri!"

Sementara pembicaraan berlangsung sampai disitu, dalam arena kembali telah terjadi perubahan.

Rupanya Sik Keng-seng telah mengayunkan telapak tangannya dan melepaskan sebuah serangan dahsyat kearah Li Cing-siu.

"Li Cing-siu!" terdengar ia berkaok-kaok, "sebetulnya aku tidak berniat membunuhmu, tapi kalau toh kau ingin mencari mampus, terpaksa aku harus memenuhi keinginanmu itu...."

Angin pukulan yang menderu deru dengan membawa kekuatan yang sangat dahsyat segera menggulung kedepan.

Li Ceng-siu kembali tertawa nyaring:

"Haaaahh.....haaaahhhh..... Sik Keng-seng, kali ini tiba giliranmu yang sedang bermimpi!"

Tubuhnya segera miring kesamping buat menghindari serangan dahsyat dari Sik Keng-seng, kemudian tangan kirinya berputar dan melilitkan ruyung penakluk iblis tersebut keatas pinggangnya.

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang