Jilid 35

1.7K 44 2
                                    

"Tak aneh kalau engkoh tua bisa memasuki kamarku tanpa menimbulkan sedikit suarapun....... rupanya kau serta Ban tua telah mengangkangi kamar sebelah lebih dahulu......."

Kemudian setelah berhenti sejenak, sambil tertawa kembali ia berkata:

"Engkoh tua, ayoh ajak aku menjumpai Ban tua!"

"Tidak usah," tampik pengemis pikun sambil menggeleng "Ban tua telah berpesan, semua persoalan dibicarakan besok malam."

"Engkoh tua, tahukah kau bahwa persoalan yang kuhadapi ini adalah suatu persoalan yang amat gawat?"

"Apakah menyangkut soal gwakong mu?" tanya sipengemis pikun sambil tertawa menggelak.

"Betul, apakah tidak gawat masalah tersebut?"

"Ban tua menyuruh aku kemari tak lain hendak memberitahukan kepadamu agar jangan terlalu kelewat gelisah dan cemas menghadapi persoalan tersebut, sebab hingga sekarang kita belum mengetahui letak penjara kematian yang sesungguhnya, apabila bertindak kelewat gegabah sehingga "memukul rumput mengejutkan ular" bisa jadi keselamatan jiwa kakek Lan akan terancam bahaya. Lote nampaknya kau mesti menyelidiki letaknya lebih dulu besok."

Oh Put Kui termenung sejenak, lalu sahutnya:

"Baiklah, besok apakah Liok loko dan Ban tua tetap bersembunyi didalam kamar itu ?"

Pemuda itu yakin kedua orang rekannya pasti masuk dengan jalan menerobos, dengan demikian tiada leluasa bagi mereka untuk bergerak disiang hari.

Mendengar ucapan mana Pengemis Pikun menyahut seraya tertawa:

"Tidak! Besok kita bersua muka dalam perjamuan tersebut!"

"Jadi kalian akan munculkan diri secara terang-terangan?" tanya pemuda itu tertegun.

Pengemis Pikun tertawa:

"Ban tua bilang dia punya cara yang baik untuk menghadapi persoalan tersebut......."

Oh Put Kui berpikir sejenak, lalu katanya:

"Kalau begitu besok pagi aku harus mencari kabar lebih dulu dari mulut Nyoo Sian-sian!"

"Lote, kau telah bersua muka dengan Lian Peng?" tanya pengemis pikun sambil tertawa.

"Gundik Nyoo Thian-wi maksudmu? Belum, aku belum bersua dengannya....."

"Bisa jadi kau akan bersua dengannya besok!"

"Engkoh tua, mengapa kau singgung tentang dia?" tanya Oh Put Kui dengan perasaan tidak mengerti.

"Dialah orang paling berkuasa didalam gedung Sian hong hu ini dan hak membunuh berada pula ditangannya, maka lote mesti berhati hati menghadapinya bila berjumpa dengannya besok!"

"Selamanya aku tak suka bermanis muka dengan kaum wanita!" seru Oh Put Kui sambil menggeleng.

"Lote, kali ini kau tak boleh kelewat mengikuti suara hatimu! Bila kau tidak menghadapinya secara hati-hati, bisa jadi Nyoo Siau-sian serta Kiau Hui-hui pun tidak dapat meninggalkan gedung sian hong-hu ini untuk selamanya........"

Oh Put Kui benar-benar merasa terperanjat setelah mendengar perkataan itu, tapi dengan ucapan mana dia sadar pula akan gawatnya persoalan yang sedang dihadapi.

"Baik" katanya kemudian sambil tertawa, "akan kujumpai dengannya dalam kedudukan seorang angkatan muda!"

"Dalam soal tingkat kedudukan sih bukan masalah." ujar pengemis pikun sambil tertawa, "yyang penting adalah jangan kau perlihatkan sikap angkuhmu itu......."

Setelah berhenti sejenak dan menguap besar-besar, pengemis itu menggelengkan kepalanya sambil menambahkan:

"Lote, setelah mengusikmu setengah malaman aku jadi mengantuk sekarang, aku pergi tidur lebih dulu."

Misteri Pulau Neraka (Ta Xia Hu Pu Qui) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang