Terdengar Lao Denuo melanjutkan cerita, "Aku pun bertanya kepada Guru, 'Apakah Pendeta Tang Qingzi berhasil membalas dendam kepada Lin Yuantu?'
Guru menjawab, 'Meskipun menyimpan sakit hati, namun Tang Qingzi tidak memiliki alasan untuk memusuhi Lin Yuantu. Kalah menang dalam suatu pertandingan adalah hal biasa. Apalagi Lin Yuantu berusia lebih tua dan lebih ternama, sedangkan Tang Qingzi hanya seorang pendeta Tao yang masih muda belia. Kemenangan seorang tua terhadap seorang muda adalah hal yang wajar. Kakek-gurumu juga menasihati agar Tang Qingzi melupakan kekalahan itu. Mereka sepakat untuk tidak membicarakannya lagi. Akan tetapi, Tang Qingzi ternyata meninggal pada usia tiga puluh enam tahun; dan mungkin kematiannya itu disebabkan karena sakit hati berkepanjangan yang tidak terbalaskan. Kini puluhan tahun telah berlalu. Entah mengapa tiba-tiba Yu Canghai mengajarkan Ilmu Pedang Penakluk Iblis kepada semua muridnya? Menurutmu bagaimana, Denuo?'
Aku pun mengemukakan pendapatku, 'Sepertinya Pendeta Yu sibuk melatih murid-muridnya belajar Ilmu Pedang Penakluk Iblis untuk membalaskan dendam gurunya yang mati muda. Mungkin mereka hendak menghancurkan Biro Ekspedisi Fuwei habis-habisan.'
Guru mengangguk dan berkata, 'Bisa jadi seperti itu. Tang Qingzi seorang pendeta yang berpikiran sempit. Seumur hidup ia tidak bisa melupakan kekalahannya di tangan Lin Yuantu. Mungkin sebelum mati, ia sempat menanamkan benih kebencian di hati Yu Canghai supaya membalaskan dendamnya kepada Keluarga Lin. Namun saat itu Lin Yuantu sendiri sudah lebih dulu meninggal, sedangkan Biro Ekspedisi Fuwei telah diwariskan kepada putranya yang bernama Lin Zhongxiong. Entah apa alasannya, baru sekarang Yu Canghai mempersiapkan balas dendam, yaitu saat Biro Fuwei dipimpin Lin Zhennan putra Lin Zhongxiong. Yu Canghai memang seorang cerdik dan penuh perhitungan. Ia menyusun rencana dengan sangat matang sebelum melancarkan serangan. Sepertinya akan terjadi pertempuran besar antara Perguruan Qingcheng melawan Biro Ekspedisi Fuwei.'
Aku bertanya kepada Guru, 'Menurut pendapat Guru, jika benar Perguruan Qingcheng bertempur melawan Biro Fuwei, kira-kira pihak mana yang lebih unggul?'
Guru menjawab, 'Ilmu silat Yu Canghai lebih bagus daripada Tang Qingzi. Sebaliknya, ilmu silat Lin Zhennan meskipun tidak banyak yang mengetahui, kemungkinan besar tidak sehebat Lin Yuantu. Di samping itu, pihak Qingcheng telah mempersiapkan serangan dengan matang, sementara pihak Fuwei tidak mengetahui apa-apa. Dengan demikian tujuh puluh persen pihak Fuwei akan kalah telak. Andai saja Lin Zhennan sempat meminta bantuan kepada mertuanya yang bernama Wang Yuanba, alias Si Golok Emas di Kota Luoyang, mungkin keadaan menjadi seimbang.'
Guru kemudian bertanya kepadaku, 'Denuo, apakah kau ingin melihat keramaian di Fuzhou?'
Aku menjawab, 'Tentu saja ingin, Guru!'
Kemudian Guru pun mengajarkan beberapa jurus ilmu pedang Perguruan Qingcheng kepadaku untuk berjaga-jaga."
"Apa? Bagaimana Guru bisa menguasai ilmu pedang Qingcheng?" sahut Lu Dayou sambil melonjak. "Ah, aku tahu! Pendeta Tang Qingzi dan Kakek Guru bersahabat baik. Sudah pasti Guru pernah menyaksikan keduanya berlatih bersama untuk mengatasi Ilmu Pedang Penakluk Iblis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin Yong
General FictionPendekar Hina Kelana mengisahkan pertarungan antara perguruan yang katanya aliran lurus yang diwakili oleh Wu Yue Jian Pai (Persatuan Lima Gunung Perguruan Pedang) yang terdiri dari Song Shan, Tay Shan, Hen Shan, Hua Shan dan Heng Shan dengan aliran...