103. Penggabungan Lima Gunung

2.4K 57 1
                                    

Sementara itu, Dewa Buah Persik tiba-tiba menangis keras-keras, "Wah, tidak bisa, tidak bisa seperti ini! Kami enam bersaudara sejak keluar dari perut ibu selamanya tidak pernah berpisah satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu, Dewa Buah Persik tiba-tiba menangis keras-keras, "Wah, tidak bisa, tidak bisa seperti ini! Kami enam bersaudara sejak keluar dari perut ibu selamanya tidak pernah berpisah satu sama lain. Apabila sekarang kami masing-masing harus memimpin di setiap perguruan, itu artinya kami harus terpencar di lima tempat yang berbeda. Ini tidak boleh terjadi, takkan kulakukan!" Tangisannya ini bukan pura-pura, seakan-akan kedudukan mereka di lima gunung sebagai ketua sudah ditetapkan dengan pasti.

Dewa Dahan Persik menanggapi, "Adik Keenam jangan bersedih. Kita semua pasti takkan berpisah. Kau tidak tega berpisah dengan kakak-kakakmu, kakakmu ini juga tidak tega berpisah denganmu. Maka, jalan yang paling baik supaya kita tidak diangkat sebagai pemimpin kelima gunung yang terpisah-pisah jauh itu, terpaksa kita harus menyatakan menolak peleburan Serikat Pedang Lima Gunung."

Dewa Akar Persik menyahut, "Benar, benar! Biarkan Serikat Pedang Lima Gunung tetap seperti sekarang!"

Dewa Buah Persik menyambung, "Seandainya harus dilebur juga perlu menunggu sampai kelak di dalam Serikat Pedang Lima Gunung muncul seorang pahlawan sejati, seorang kesatria gagah yang lebih berwibawa daripada kita berenam, lebih sakti dari kita berenam, dan didukung banyak orang untuk memimpin Perguruan Lima Gunung. Dengan demikian barulah kita dapat menyetujui peleburan ini."

Melihat keenam orang itu masih saja mengoceh kian kemari, Zuo Lengchan memutuskan untuk mengambil tindakan tegas dan tepat untuk mengatasi keadaan. Maka, ia pun segera berteriak, "Sesungguhnya Ketua Perguruan Henshan dijabat kalian enam kesatria ataukah masih ada orang lain lagi? Apakah urusan Perguruan Henshan telah dikuasakan kepada kalian?"

Dewa Ranting Persik menyahut, "Bisa saja kami enam kesatria besar ini menjadi Ketua Perguruan Henshan. Tapi jika kami menjadi Ketua Henshan, itu berarti kami harus sederajat dengan orang bermarga Zuo seperti dirimu ini. Untuk itu, hehe, hehe ...."

Dewa Bunga Persik menanggapi, "Berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan dia sudah tentu akan sangat menurunkan derajat kami berenam. Sebab itulah jabatan Ketua Perguruan Henshan terpaksa kami serahkan kepada Tuan Muda Linghu."

Sungguh tidak terlukiskan kemarahan Zuo Lengchan di dalam hati. Dengan nada dingin ia berkata kepada Linghu Chong, "Ketua Linghu, sebagai Ketua Perguruan Henshan, kenapa kau tidak dapat menertibkan mereka dan membiarkan keenam pendekar ini mengoceh di depan para kesatria gagah yang hadir di sini? Bukankah hanya membuat malu saja?"

Linghu Chong menjawab, "Keenam bersaudara ini hanyalah orang-orang yang bersifat polos seperti anak kecil, namun sesungguhnya mereka adalah manusia-manusia jujur yang tidak suka mengarang kata-kata dusta. Mereka hanya menguraikan kembali apa yang pernah diucapkan mendiang ketua kami, Biksuni Dingxian. Sudah tentu ucapan mereka jauh lebih dapat dipercaya daripada orang luar yang suka bicara omong kosong."

Zuo Lengchan mendengus, "Hm, jadi dalam hal peleburan Serikat Pedang Lima Gunung ini hanya Perguruan Henshan kalian saja yang mempunyai pendirian berbeda?"

Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang