14. Pertempuran di Rumah Pelacuran

3.4K 66 4
                                    

Tiba-tiba dari kamar sebelah terdengar suara gelak tawa seorang laki-laki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba dari kamar sebelah terdengar suara gelak tawa seorang laki-laki. Yilin sangat terkejut karena mengenali suara tersebut, yang tidak lain adalah suara Tian Boguang, si Pengelana Tunggal Selaksa Li. Seketika kakinya terasa lemas dan tubuhnya terkulai di atas kursi.

"Ada apa?" Qu Feiyan bertanya.

"Itu... itu suara Tian Boguang," jawab Yilin.

"Benar sekali. Aku juga tahu kalau itu suara Tian Boguang, muridmu yang lucu," ujar Qu Feiyan sambil tertawa.

"Hei, siapa yang menyebut-nyebut namaku?" teriak Tian Boguang dari kamar sebelah.

"Tian Boguang, gurumu ada di sini!" seru Qu Feiyan balas berteriak. "Lekas kau kemari dan memberi hormat kepadanya."

"Guru apa pula?" sahut Tian Boguang. Sepertinya ia sangat marah. "Perempuan hina, jika kau mengoceh sembarangan lagi, akan kurobek mulutmu!"

Qu Feiyan berteriak, "Bukankah kau telah mengangkat Biksuni Yilin dari Perguruan Henshan sebagai gurumu? Dia ada di sini. Lekaslah kemari dan menyembahnya."

"Mana mungkin dia bisa berada di tempat ini?" sahut Tian Boguang menegas. "Hei, bagaimana... bagaimana kau tahu? Siapa sebenarnya kau ini? Awas, aku akan segera membunuhmu!" Suaranya yang keras itu terkesan bernada khawatir.

"Cepatlah kau datang ke sini dan berlutut menyembah Biksuni Yilin!" bentak Qu Feiyan.

Buru-buru Yilin mencegah, "Jangan, jangan kau suruh dia kemari!"

Tian Boguang berseru kaget mendengar suara Yilin. Ia pun melompat turun dari ranjangnya diikuti suara seorang perempuan bertanya, "Tuan hendak ke mana?"

Qu Feiyan kembali berteriak, "Tian Boguang, kau jangan kabur! Gurumu ada di sini untuk menyelesaikan perhitungan."

"Guru apa? Murid apa?" bentak Tian Boguang dengan nada gusar. "Aku telah ditipu oleh Linghu Chong. Sekali biksuni cilik itu datang menemuiku, aku akan segera memenggal kepalanya."

"Bagus, bagus!" sahut Yilin dengan suara gemetar. "Aku tidak akan ke sana dan... dan kau tidak perlu kemari."

Qu Feiyan kembali berteriak, "Tian Boguang, kau punya nama besar di dunia persilatan. Kenapa kau tidak bersikap layaknya seorang laki-laki sejati? Apa kau mau mengingkari janji yang telah kau ucapkan sendiri? Lekas kemari dan berlutut kepada gurumu!"

Tian Boguang terdengar hanya mendengus, tidak menjawab.

Yilin buru-buru menyahut, "Aku tidak mau menerima penghormatannya. Aku tidak ingin melihatnya lagi. Dia bukan... dia bukan muridku."

Tian Boguang terdengar melompat senang dan berkata, "Kau dengar sendiri, bukan? Biksuni cilik itu tidak ingin melihatku."

Qu Feiyan menyahut, "Boleh saja. Kau tidak perlu datang kemari untuk menyembah gurumu. Hanya saja, sewaktu datang ke rumah ini, kami dibuntuti oleh dua orang. Sebaiknya kau segera membersihkan jalan dan membereskan mereka berdua. Gurumu dan aku hendak beristirahat di sini, dan kau bisa berjaga di luar. Jika kau bisa bekerja dengan baik, mungkin aku tidak akan mengumumkan perjanjianmu dengan Linghu Chong. Sebaliknya, jika kau tidak becus bekerja, maka seluruh dunia akan tahu bahwa Tian Boguang telah berjanji akan mengangkat Biksuni Yilin dari Perguruan Henshan sebagai gurunya."

Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang