82. Menjadi Ketua Pembebasan

2.8K 59 0
                                    

Tuan Besar Mo melanjutkan, "Meskipun berasal dari Sekte Iblis, namun Nona Ren ini memiliki perasaan yang teramat tulus kepadamu, membuat banyak orang bersimpati kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuan Besar Mo melanjutkan, "Meskipun berasal dari Sekte Iblis, namun Nona Ren ini memiliki perasaan yang teramat tulus kepadamu, membuat banyak orang bersimpati kepadanya. Ia telah membunuh empat murid Perguruan Shaolin, yaitu Xin Guoliang, Yi Guozi, Huang Guobai, dan Biksu Jueyue. Maka, jika ia mendatangi Biara Shaolin, tentu hukuman mati siap menantinya. Namun, demi menyelamatkan nyawamu, dia ... dia tidak peduli pada keselamatan sendiri. Di lain pihak, Mahabiksu Fangzheng tidak ingin membunuhnya, tapi juga tidak bisa melepaskannya begitu saja. Oleh sebab itu, Nona Ren pun dikurung di dalam sebuah gua di belakang Biara Shaolin. Orang-orang aliran sesat dari segala penjuru berusaha membebaskannya, namun selalu mengalami kegagalan. Kabarnya, selama beberapa bulan ini tak satu hari pun berlalu dengan damai di Biara Shaolin. Paling tidak sudah ada seratus orang yang datang ke sana."

Perasaan Linghu Chong bergolak hebat. Ia hanya terdiam merenung sendiri. Setelah agak lama menenangkan diri, barulah ia bertanya, "Paman Guru Mo, tadi kau mengatakan bahwa orang-orang aliran sesat beramai-ramai memperebutkan jabatan ketua perserikatan dan bertengkar sendiri. Sebenarnya bagaimana duduk permasalahannya?"

Tuan Besar Mo menghela napas dan berkata, "Dasar mereka kaum petualang dan orang-orang sesat, hanya tunduk di bawah perintah Nona Ren. Selain itu, mereka adalah orang-orang sombong dan takabur, suka berkelahi dan ingin menang sendiri. Satu sama lain tidak mau saling mengalah. Sekarang yang mereka hadapi adalah Perguruan Shaolin, yang merupakan cikal bakal ilmu silat. Jika mereka berangkat sendiri-sendiri, tentu akan menemui banyak kesulitan. Maka, mereka pun sepakat untuk mengumpulkan kawan sebanyak mungkin dan menuju ke sana dengan membentuk perserikatan. Setelah berserikat, mau tidak mau harus ada yang menjadi ketua. Kabarnya, perebutan jabatan ketua perserikatan itu telah membuat mereka saling berkelahi sendiri selama beberapa hari ini. Banyak dari mereka yang terluka, bahkan ada yang mati pula. Keponakan Linghu, kurasa kau harus lekas-lekas pergi ke sana. Hanya kau seorang yang bisa mengatasi mereka. Apa pun yang kau katakan tentu mereka tiada yang berani membantah. Hahahaha!"

Wajah Linghu Chong merah padam saat Tuan Besar Mo bergelak tawa. Memang perkataan orang tua itu tidak salah, tapi Linghu Chong juga sadar kalau kaum aliran sesat tersebut bersedia tunduk kepadanya juga karena memandang Yingying. Bahkan jika Yingying sampai tahu, tentu ia akan marah-marah lagi. Tiba-tiba timbul pikiran di benaknya, "Perasaan Yingying kepadaku sangat mendalam, tapi kulitnya teramat tipis. Hal yang paling ditakutinya adalah jika ada orang yang mengolok-olok bahwa ia sengaja memikat diriku, tapi aku tidak membalas cintanya. Namun, aku harus membalas budi baiknya yang teramat besar. Aku harus membuat semua orang persilatan tahu bahwa aku pun sangat mencintai Nona Ren dan tidak segan berkorban jiwa raga kepadanya. Aku harus pergi ke Biara Shaolin. Memang sebaiknya aku dapat membebaskan dia. Tapi kalaupun aku gagal, paling tidak aku harus membuat onar supaya setiap orang mendengar kalau aku telah berusaha menyelamatkan dia."

Begitulah, ia kemudian berkata kepada Tuan Besar Mo, "Bibi Guru Dingxian dan Bibi Guru Dingyi sudah berangkat menuju Biara Shaolin. Beliau berdua hendak meminta Mahabiksu Fangzheng agar sudi melepaskan Nona Ren demi menghindari banjir darah."

Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang