36. Jabat Tangan Sebelum Mati

2.7K 56 1
                                    

Tiba-tiba terdengar orang di luar itu berkata lirih, "Monyet Keenam, apa kau berada di dalam?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba terdengar orang di luar itu berkata lirih, "Monyet Keenam, apa kau berada di dalam?"

Seketika perasaan Lu Dayou berubah gembira karena ia mengenali suara tersebut sebagai suara seorang perempuan yang tidak lain adalah Yue Lingshan. Dengan cepat ia menjawab, "Adik Kecil, aku di sini." Buru-buru ia pun menyalakan kembali pelita di dalam kamar.

Sementara itu Yue Lingshan sudah masuk ke dalam kamar. Gadis itu bertanya, "Bagaimana keadaan Kakak Pertama?"

"Banyak darah yang keluar," jawab Lu Dayou.

Yue Lingshan meraba dahi Linghu Chong ternyata panas luar biasa.

Tiba-tiba Linghu Chong siuman dan bertanya, "Adik Kecil... apakah itu kau?"

Yue Lingshan menjawab dengan suara lembut, "Benar, Kakak Pertama, ini aku. Bagaimana keadaanmu?"

"Aku merasa lebih... baik," jawab Linghu Chong lirih.

Tiba-tiba Yue Lingshan mengeluarkan bungkusan kecil dari balik bajunya dan berkata, "Ini adalah kitab rahasia ilmu Kabut Lembayung Senja. Kata Ayah...."

"Kitab Kabut Lembayung Senja?" sahut Linghu Chong terkejut.

"Benar," jawab Yue Lingshan. "Ayah berkata di dalam badanmu terdapat enam hawa murni yang aneh. Untuk memusnahkannya harus menggunakan ilmu tenaga dalam paling tinggi dalam perguruan kita, yaitu ilmu Kabut Lembayung Senja... Monyet Keenam, tolong kau bacakan isi kitab ini kepada Kakak Pertama. Bacalah kata demi kata dengan jelas. Tapi awas, kau sendiri tidak boleh ikut mempelajarinya! Kalau sampai Ayah mengetahuinya, tentu kau akan tahu sendiri akibatnya."

Lu Dayou sangat gembira mendengarnya. Buru-buru ia menyahut, "Aku ini hanya orang bodoh. Mana mungkin aku berani mempelajari ilmu rahasia yang merupakan puncak dari segala ilmu tenaga dalam milik perguruan kita? Sudahlah, kau jangan khawatir. Luar biasa! Demi menolong jiwa Kakak Pertama, Guru berkenan menurunkan kitab rahasia ilmu Kabut Lembayung Senja. Kali ini Kakak Pertama pasti selamat."

Yue Lingshan menukas dengan suara berbisik, "Kau jangan beri tahu siapa-siapa. Sebenarnya kitab ini bukan pemberian Ayah. Tapi... tapi aku mencurinya dari bawah bantal Ayah."

"Apa? Kau... kau telah mencuri kitab pusaka milik Guru?" tanya Lu Dayou tak percaya. "Jika Guru sampai tahu... bagaimana?"

"Bagaimana apanya? Kalau sampai ketahuan apa mungkin aku dibunuh oleh Ayah?" balas Yue Lingshan. "Paling-paling aku hanya dimarahi dan dihajar saja sampai babak belur. Tapi kalau dengan ini Kakak Pertama bisa disembuhkan, tentu Ayah dan Ibu akan senang sehingga persoalan ini tidak lagi dipermasalahkan."

"Benar juga, benar juga," kata Lu Dayou. "Yang penting Kakak Pertama harus diselamatkan terlebih dulu. Yang lain urusan belakangan."

Tiba-tiba Linghu Chong menukas, "Adik Kecil, kembalikan... kembalikan kitab itu pada Guru."

Pendekar Hina Kelana (Xiaou Jianghu) - Jin YongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang