7.5

990 84 2
                                    

:Bukan Atha:

Atha menarik napas berulang kali. Ia membaca ulang kertas yang sudah terisi rentetan kalimat magis.

Satu persatu murid di kelasnya mulai meninggalkan Atha. Bahkan ajakan Debby, Rachel, dan Wirda yang menawarinya pulang bersama ditolak oleh Atha.

Cewek yang lahir di penghujung tahun 1998 ini masih bergelut dengan pikiran yang berisi, "Kirim suratnya atau enggak ya?"

Ia membaca ulang, sekali lagi. Bahkan Atha sampai hafal dengan isinya.

Suara teriakan Shawn Mendes di lagunya Treat You Better membuat Atha mengambil ponsel yang sedari tadi tak ia pedulikan keberadaannya.

Mama is calling...

Atha mendecak. Kalau mamanya telepon di saat pulang sekolah, ada dua kemungkinan. 1) Atha harus cepat keluar karena mama menunggu. 2) Mama tidak bisa menjemput.

Karena tidak mau membuat Shawn Mendes terus menyuarakan lagu itu, Atha segera mengangkat ponselnya.

"Iya Ma?"

"Kamu udah pulang? Mama lupa kalau harus ke sekolah Abel. Dia hari ini ada lomba teater. Mama nggak mau ngelewatinnya, Atha."

"Terus aku pulangnya gimana?"

"Kamu naik bus aja ya. Papa kamu sibuk, abang kamu hari ini harus bantuin dosennya ngajar. Kamu tau kan kalau kakak kamu itu—"

"Iya ma aku tau," sambar Atha cepat.

"Ya udah, hati-hati ya sayang. Langsung pulang, jangan keluyuran."

Jadi inilah alasan mamanya tidak bisa menjemput. Bukan sekali ini mamanya membatalkan janji jemput-menjemput.

Seakan ia tidak mau meninggalkan momen berharga untuk melihat bakat anak perempuan yang pertama.

Atha hidup dengan keluarga yang lengkap, tapi sayangnya jiwa dan kasih sayang itu bukan seutuhnya untuk Atha.

Mamanya, Clara, lebih sayang pada Rabella Clara, kakak perempuan Atha yang bisa segalanya.

Papanya, Bagus, lebih sayang sama kakak pertama Atha, yaitu Kenzo Bagus Pratama.

Jadi, di sini kehadiran Atha seperti tidak diinginkan.

Salah satu alasan kenapa Atha suka mengulur waktu pulang sekolah, yaitu ia malas mendenger ocehan mama tentang kehebatan Abel.

Atau nggak, Atha sering telat datang buat makan malam bersama. Atha hanya bosan mendengar papa yang selalu bilang kalau Kenzo sudah cocok memimpin perusahaan mereka.

Mama bahkan nggak pernah peduli Atha pulang naik apa, pulang jam berapa.

Papa pun begitu. Beliau nggak mau tau gimana perkembangan Atha di sekolah. Apa ada pelajaran yang nggak Atha bisa.

Pertanyaan 'Gimana sekolah kamu?' yang sering papa dan mama lontarkan untuk Abel dan Bagus, tidak pernah terucap untuk Atha.

Seperti, memang kelahiran Atha ini tidak diinginkan.

Dan Atha benci mengakui itu.

Hello, Junior. I Have A Crush On You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang