Hari pertama PMR, kita pulang sore.
Aku masuk ekskul ini tanpa bikin pertimbangan 'mama sama papa bakalan setuju nggak, ya?'
Ngelihat jam pulang sekolah molor dari biasanya, aku takut mama bakalan marah. Apalagi aku nggak bawa motor hari ini. Berangkat juga nebeng sama Debby.
Sekarang aku duduk di halte sekolah, nunggu taxi lewat. Sambil nunggu, aku mulai bayangin sedikit hal tentang kamu.
Kamu lewat, terus ngelihatin aku dengan wajah nggak tega, habis itu kamu nawarin jasa antar pulang.
Aku pura-pura nolak, tapi kamu maksa. Hingga akhirnya aku nggak bisa berbuat apa-apa, dan kita boncengan berdua, dan pulang bareng.
Sesimpel itu. Bisa nggak hal simple kayak gitu kejadian di dunia nyata? Untuk hari ini aja. Ini semua juga akibat dari baca novel wattpad.
Dan, hasil dari angan-anganku kejawab.
Kamu dan motormu, ngelewatin aku gitu aja, tanpa peduli ada cewek yang barusan berharap dianterin pulang.
Mantab jiwa, Jun.
Rasanya sakit, nyesek, dan nano-nano.
Apalagi hari semakin sore. Pak satpam barusan nyapa aku sebelum ngacir dengan motornya.
Nggak ada angkot, bus, atau taxi yang lewat. Nggak ada pulsa, paket internet sekarat.
Tapi akhirnya mukjizat datang di sela-sela kemirisanku.
Sebuah pesan singkat masuk menggetarkan ponselku.
Kenzo: Kakak jemput kamu sekarang.
Abang goals banget, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Junior. I Have A Crush On You [END]
Historia CortaCiri-ciri secret admirer 'pada umumnya': Tahu nama orang yang dia suka ✔ Tahu semua akun sosial media dia ✔ Tahu dimana dia tinggal ✔ Tahu apa kesukaannya ✔ Tahu siapa nama sahabatnya ✔ Tahu setiap inchi kehidupan dia ✔ Tapi semua itu tidak berlaku...