Sudah kubilang, kan, kalau keluargaku nggak mau peduli kalau mereka masih punya satu anak, yaitu aku?
Kayaknya, mereka pun nggak peduli kalau salah satu anak mereka nggak masuk sekolah selama empat hari, karena mendekam di kamar.
Mereka juga nggak peduli apakah anak itu ikut di meja makan tiap pagi dan malam atau tidak.
Karena, menurut mereka, buat apa mencari-cari perak kalau sudah ada dua berlian di depan mata.
Iya. Mereka-kedua orang tuaku-nggak peduli kalau aku nggak sedang dalam keadaan sehat akhir-akhir ini.
Aku juga sengaja nggak buat surat izin sakit saat nggak masuk sekolah. Supaya pihak sekolah ngira aku bolos, dan laporin hal itu ke kedua orang tuaku.
Suara ponsel milik papa terdengar. Aku sudah yakin kalau itu dari sekolah.
Satu... dua... tiga...
"ATHA BOLOS SEKOLAH? Baik, Pak. Nanti saya kasih arahan ke anak saya."
Yang aku tau, papa marah-marah. Mama pun begitu. Mereka satu sama lain menjelek-jelekkanku, bilang kalau dari lahir hidupku menyusahkan orang.
Aku tersenyum sinis. Bagaimana tidak? Atha bisa mendengarnya, Ma, Pa. Suara kalian terdengar keras.
Yang aku tau, setelah itu mataku menutup. Aku tak sadarkan diri.
Tapi sebelum benar-benar tidur, samar-samar aku mendengar suara Bang Kenzo berteriak membelaku, "ATHA SELAMA INI SAKIT, MA, PA! DAN KALIAN BISANYA MARAH-MARAH, KARENA DARI AWAL KALIAN NGGAK MAU PEDULI KEADAAN ADEK!"
___
bunga's note:
okay, kukasih tempe ya.
inti dari cerita ini nantinya ada dua.
pertama tentang perjuangan Atha buat cari tahu nama adek kelasnya. Kedua, konflik antara Atha dan kedua ortunya yang menginginkan Atha bisa mengikuti jejak mereka.
dah. Gitu aja wkwk
P.s. sumpah ya. Aku pengen punya abang kayak Leo dan Kenzo 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Junior. I Have A Crush On You [END]
Short StoryCiri-ciri secret admirer 'pada umumnya': Tahu nama orang yang dia suka ✔ Tahu semua akun sosial media dia ✔ Tahu dimana dia tinggal ✔ Tahu apa kesukaannya ✔ Tahu siapa nama sahabatnya ✔ Tahu setiap inchi kehidupan dia ✔ Tapi semua itu tidak berlaku...