Bruk!!
Rasanya ingin memaki orang yang dengan sengaja nabrak aku sampai buku yang kubawa jatuh.
"Sorri, Mbak. Gue nggak lihat."
Demi Jenggot Merlin, Mbak?
Tanganku buru-buru ngambil buku tulis temen sekelas yang udah tercecer kemana-mana.
"Lo pikir gue penjual jamu?"
"Ya, Mbaknya, kan, kakak kelas gue."
Merasa pernah kenal sama suara ini, akhirnya aku mutusin buat liat siapa cowok itu.
Oh.
Ternyata temen kamu (lagi), Jun.
Rasanya kubosan.
Kenapa nggak kamu aja yang barusan nabrak aku? Kan bisa sekalian modus.
"Nah udah selesai," kata dia, sambil berdiri. "Nih bukunya."
Sebelum dia benar-benar pergi, aku langsung lihat name tag-nya.
Lagi-lagi nggak ada. Astaga, kelas sepuluh gini amat bandelnya.
"Eh tunggu," ucapku refleks.
"Iya, Mbak, ada lagi yang bisa dibanting?" tanyanya setengah bergurau, tapi nggak aku respon.
"Gue mau nanya."
"Nanya apa?"
Cowok yang biasa sama lo siapa namanya?
Sahabat lo itu lho, namanya siapa?
Cowok yang nyayi sambil gitaran itu siapa namanya?
"Lo bisa tolong bantuin bawaan gue ke ruang guru, nggak?"
"Oh, oke. Gue kira apaan." Cowok itu langsung ngambil setengah buku dari keseluruhan buat dipegang.
"Makasih," lirihku.
Matab jiwa.
Asique.
Gagal lagi.
____
bunga's note:minta tanggapan buat cerita ini, boleh?
makin aneh nggak, ceritany?
ini udah cerita terbaik, yang bisa kupublish:")
nanti, kalau udah tamat.
udah melewati TO, UASBN, UNBK, SBMPTN (?) bakalan kuedit lagi.
Sebelumnya, maaf kalau ceritanya makin nggak genah 😂
insya Allah ga lebih dari 60 bab udah selese 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Junior. I Have A Crush On You [END]
Short StoryCiri-ciri secret admirer 'pada umumnya': Tahu nama orang yang dia suka ✔ Tahu semua akun sosial media dia ✔ Tahu dimana dia tinggal ✔ Tahu apa kesukaannya ✔ Tahu siapa nama sahabatnya ✔ Tahu setiap inchi kehidupan dia ✔ Tapi semua itu tidak berlaku...