"Atha kalau udah lulus mau lanjutin ke mana?" tanya Papa, saat kami sedang makan malam.
"Atha boleh milih sesuka Atha, kan, Pa?"
Papa mengangguk.
Aku menghela napas. Kemudian menyebutkan salah satu universitas di Singapura.
Mereka semua saling pandang bingung. Kini giliran mama yang bertanya, "Kamu yakin? Bukannya kamu dari dulu pengen ke ISI Surakarta?"
Aku menunduk, menahan air mata yang bersiap tumpah. ISI memang salah satu universitas impianku. Beberapa bulan lalu, aku selalu menolak permintaan papa buat kuliah di luar negeri karena suatu alasan.
Tapi, melihat alasan itu sudah pudar, aku memilih putar haluan.
"Atha..., Atha nggak bisa masuk univ itu, Ma. Atha nggak punya alasan lagi."
Alasanku sebelumnya, menjadi pelukis ternama, dan Devanlah yang menjadi objek lukisanku yang pertama. Dan dengan bangga, aku akan tunjukan pada dunia kalau ia adalah sosok yang mencuri perhatianku, selama dua tahun di SMA.
Tapi, mimpi itu harus diakhiri mulai hari ini.
Itu terlalu berat, untuk dipertahankan.
____
bunga's note:Mau tamat ciyee xD
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Junior. I Have A Crush On You [END]
Short StoryCiri-ciri secret admirer 'pada umumnya': Tahu nama orang yang dia suka ✔ Tahu semua akun sosial media dia ✔ Tahu dimana dia tinggal ✔ Tahu apa kesukaannya ✔ Tahu siapa nama sahabatnya ✔ Tahu setiap inchi kehidupan dia ✔ Tapi semua itu tidak berlaku...