Sekarang, aku sedang digulir buat dipeluk sama Debby, Rachel, dan Wirda.
Katanya, mereka kangen sama aku. Terutama Wirda, yang sedari aku tau kamu-Junior yang aku suka minta ID Line Wirda dan mengaku belajar bareng-aku cuekin tanpa kasih alasan yang jelas.
"Gue minta maaf buat kesalahan yang nggak gue ketahui." Itu kata Wirda.
"Lo nggak salah," jawabku, masih sungkan menatap matanya.
"Kalau lo nggak marah, lo nggak mungkin giniin gue, Tha! Gue lihat lo baik-baik aja sama Debby, Rachel. Tapi sama gue... gue salah apa sih?" tuntut Wirda.
Wajah bayinya yang memohon bikin aku nggak tega buat marah lebih lama lagi.
"Lo nggak salah, gue yang salah."
Saat aku mau pergi dari mereka, Wirda tiba-tiba bilang, "Gue berharap lo maafin gue. Dan... makasih bantuan lo yang ngasih ID Line gue ke sepupu gue."
Setelah itu yang kutau, aku refleks putar badan dan meluk Wirda.
"Gue maafin lo. Karena gue tau, lo nggak begitu orangnya."
Selanjutnya, hubungan persahabatanku dengan mereka membaik. Ya, walau si Rachel sama Wirda masih bingung sama perubahan sikapku.
Debby? Cewek itu udah tau sama titik permasalahannya dari awal.
Jadi, satu kesimpulan yang bisa ditarik,
kamu dan Wirda sebatas sepupu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Junior. I Have A Crush On You [END]
Short StoryCiri-ciri secret admirer 'pada umumnya': Tahu nama orang yang dia suka ✔ Tahu semua akun sosial media dia ✔ Tahu dimana dia tinggal ✔ Tahu apa kesukaannya ✔ Tahu siapa nama sahabatnya ✔ Tahu setiap inchi kehidupan dia ✔ Tapi semua itu tidak berlaku...