Pelajaran kimia hari ini memang sukses menguras otak, dan perut.
Kecuali Wirda, dia malah marah-marah nggak jelas gara-gara jam pelajaran kimia selesai.
Nggak mau membuang waktu buat denger curhatan Wirda, aku narik tangan Rachel sama Debby buat cari makan.
Sampai di kantin, Rachel nawarin diri buat mesenin kita makanan. Aku sama Debby sih udah ngerti modus ginian. Rachel pasti mau ketemu sang pacar, yang lagi pesen batagornya Umi Ani.
Sambil nungguin Rachel dan pesanan kita datang, aku mainin ponsel buat stalking akun Tumblr.
Nggak lama, Debby majuin wajahnya sambil sesekali ngelirik ke arah barat. "Jangan gede rasa ya," katanya. "Tapi kalau gue jadi lo, emang harus sih agak ge-er dikit."
"Lo kenapa sih?" tanyaku, bingung.
"Cowok yang duduk berlima sama teman-temannya deket warung soto Mang Kadir, dia ngeliatin lo terus."
"Nggak usah becanda deh," decakku, sedikit deg-degan.
"Liat aja kalau nggak percaya."
Aku mengembuskan napas berulang kali. Melawan rasa penasaran yang sudah akut, kepalaku berputar untuk melihat arah yang ditunjuk Debby.
Satu, dua, tiga
Seperti mimpi,
mata kita bertemu di hitungan ketiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Junior. I Have A Crush On You [END]
Short StoryCiri-ciri secret admirer 'pada umumnya': Tahu nama orang yang dia suka ✔ Tahu semua akun sosial media dia ✔ Tahu dimana dia tinggal ✔ Tahu apa kesukaannya ✔ Tahu siapa nama sahabatnya ✔ Tahu setiap inchi kehidupan dia ✔ Tapi semua itu tidak berlaku...