Seketika buku yang mau kuletakkan di rak paling atas jatuh. Fokusku terpecah antara kehadiranmu yang tiba-tiba, dan pertanyaan di luar dugaan itu.
"Mau dibantu, Kak?" Kamu langsung tanggap buat nawarin bantuan. Aku yang masih loading sama sikapmu yang serba tiba-tiba, cuman ngangguk aja. Ngeliatin kamu balikin buku itu ke raknya.
"Oh iya, tadi lo nanya apa?" Aku mencoba bertanya sebiasa mungkin, sekaligus memastikan pertanyaannya tadi.
"Boleh minta ID Line-nya, nggak?" Kamu mengulangi pertanyaan yang sama, Jun. Dan telingaku nggak salah dengar sedari tadi. Rasanya bener-bener asdfghjkl banget.
Mungkin karena ngelihat ekspresi wajahku yang bingung sekaligus aneh, kamu mengulangi pertanyaanmu sekali lagi.
Atau malah, meralatnya menjadi,
"Maksud gue, ID Line-nya Kak Wirda, Kak. Lo temennnya dia, kan? Gue belum sempet minta ke dia kemarin."
Seketika lengkung senyumku pudar.
Hanya dengan mendengar, kalimat yang diralat.
___
bunga's note:
pesan: jangan sok budek sampe nyuruh doi ngulangi pertanyaan berkali-kali. Bisa aja pengulangan ketiga bikin kalian sakit hati 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Junior. I Have A Crush On You [END]
ContoCiri-ciri secret admirer 'pada umumnya': Tahu nama orang yang dia suka ✔ Tahu semua akun sosial media dia ✔ Tahu dimana dia tinggal ✔ Tahu apa kesukaannya ✔ Tahu siapa nama sahabatnya ✔ Tahu setiap inchi kehidupan dia ✔ Tapi semua itu tidak berlaku...