37.0

735 60 6
                                    

Devan

Semua berawal dari hari itu. Aku melihat kakak kelas dengan wajah yang terlihat ceria setiap saat, berbincang-bincang dengan sahabatnya.

Suatu percakapan antara mereka berdua, tertangkap di telinga. Mereka membicarakan aku, dan sahabatku-Agas.

"Cakep ya yang depan," itu suara sahabat si kakak kelas, yang kutahu bernama Debby.

Kukira, kakak kelas itu-Atha-akan mengangguk mengiyakan. Tapi, jawaban dari mulutnya, membuatku tahu kalau ia menaruh rasa pada Agas.

"Cakepan temennya," jawab Atha santai.

Dan yang kutahu, mereka terlibat perdebatan antara siapa yang lebih menawan. Aku, atau agas.

Setelah jauh dari mereka berdua, aku mencoba bertanya pada sosok di sebelahku. Aku meminta pendapat, tentang cewek bernama Atha.

Tapi Agas bilang, "Masih cakepan Nilam. Lo tau, kan, gue belum bisa move on dari dia?"

Dari jawaban Agas saja aku bisa menebak, kalau cinta Atha bertepuk sebelah tangan.

Hari terus berlalu. Aku semakin giat mencari informasi tentang Atha, sedangkan fakta yang terjadi, Atha juga terlihat mencari celah untuk melihat kehidupan Agas.

Sebenarnya, nggak terlalu sulit buat ngelihat cewek itu di sekolah. Karena tanpa diminta, ia akan mencari keberadaan kami.

Walau agak sakit hati, saat sadar pandangan mata itu bukan tertuju buatku, tapi buat Agas, lagi.

Hingga, kesalahpahaman itu datang.

Aku yang sehari sebelumnya bercerita pada sahabatku di grup chat, kalau aku menaruh hati pada Atha, membuat mereka berniat memberitahukan perasaanku padanya.

Keesokan harinya, salah satu dari mereka menyebut namaku dengan jelas di depan Atha, dan menjelaskan kalau aku tertarik padanya.

Sontak, kupukul sahabatku yang punya mulut ember itu, sekaligus menampar pelan pipi Agas karena refleks, hingga menimbulkan bekas merah.

Aku menatap wajah Atha untuk melihat ekspresinya. Dapat kulihat bila pipinya memerah, dengan sorot mata yang terlihat malu-malu, terarah pada Agas.

Aku tahu, kalau ada yang salah setelah ini.

Dan hal itu terjawab saat ia menemuiku sambil bertanya, "Cowok yang biasa sama lo, namanya Devan siapa?"

Atha menanyakan nama panjangku, tapi bukan aku yang ia maksud, yang ia cari.

Seperti yang kalian tahu, aku berpura-pura menjadi orang lain. Karena Atha yang memulai, atau justru karena aku yang ingin dekat dengannya?

Entahlah. Yang jelas, sejak saat itu aku mendalami peranku sebagai Agas, dan informan untuk Atha.

Kalau ada kesempatan untuk berbicara pada cewek itu, aku hanya ingin menjelaskan semua yang terjadi.

Aku menyesal, telah larut dalam peran yang kumainkan.

____
bunga's note:

udah paham kan sama masalah mereka?

Kesimpulan:
1. Agas itu beneran ada.
2. Devan nggak punya kembaran 😂

Hello, Junior. I Have A Crush On You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang