part 3

7.4K 199 4
                                    

Prilly pov

Setelah kejadian beberapa waktu lalu, Ali sedikit berubah, dan udah gak terlalu posesif dan protektif lagi sama gue.
Ya walaupun sikapnya tetap sih, berkurang dikit, tapi dari pada sebelum gue jatuh, ya ada hikmahnya juga sih, tapi ngeri juga, masa' cuma pengen Ali berubah gue harus jedotin kepala gue ke lantai, iya kalau gue sembuh kalau gue koma, Apalagi sampai meninggal? Jangan sampai deh. gue masih ingin di dunia ini bahagia sama Ali, sampai tua nanti.

Setelah gue pulang dari rumah sakit Ali meminta gue buat tinggal dirumahnya, ini bukan disebut rumah, tapi castil, rumahnya aja ada 3 lantai, belum lagi luasnya, capek kaki gue muterin nih rumah, makanya Ali lebih suka tinggal di apartemenya itu, yah walaupun apartemen Ali tak kalah besarnya dari rumah ini.

Disini gue udah mirip kayak istrinya Ali, bukan lebih tepatnya asisten pribadinya, karna apa? semua kebutuhan Ali gue yang ngurusin dan nyiapin, tapi bukan kebutuhan 'ranjang' kalau itu nanti, gue juga gak mau, diajak begituan!

Untungnya Ali bukan seorang laki-laki yang menyukai hubungan 'yang lebih' dan janji gak akan menyentuh gue Sampai kami sah di mata agama dan negara.

Libur semester gue telah tiba, tapi gue hanya bisa liburan dirumahnya Ali, kemarin Ali emang sempet ngajak gue jalan-jalan sih. gue sendirian disini, tapi gak juga kan ada mata art yang kerja di rumah Ali, gue gak tahu jumlahnya berapa, yang jelas banyak. Sampai gue aja da yang melayani sendiri, gak tanggung-tanggung si Ali nyiapin lima orang buat jadi asisten gue, jadi kalau ada sesuatu gue langsung panggil.

Tapi gue gak mau, walaupun gue anak seorang pengusaha sukses tapi gue buka cewek yang gak bisa apa-apa, gue emang manja, tapi bukan cewek yang bisanya ngandelin pembantu doang, nyuruh ini nyuruh itu.

Hari ini ali katanya pulang cepat, jadi gue udah harus siapkan makanan buat dia, disini kalau menyangkut soal Ali, gue bukan jadi pacarnya tapi jadi pembantu pribadinya, Ali nyuruh orang ngelayani gue, tapi dia minta gue jadi pelayan dia, dasar manja, tapi biarin deh, daripada manjanya sama orang lain.

Raffa Ali Candra Wijaya, laki-laki 23 tahun yang sudah lulus dari Colombia university 3 tahun lalu, keren kan? 18 tahun udah jadi sarjana, dan setelah itu lanjut S2 dan sekarang kerja di perusahaan papanya.

"Nona, mobil Tuan muda sudah datang"
"Baik, terima kasih ya? sebentar lagi saya akan turun"

Oke Prilly lo sambut bayi besar lo, kelakuan Ali aja lebih manja dari anak yang berumur 5 tahun, emang kelakuannya, kenapa sih jadi kayak gini? dulu awal pacaran gue sih yang manja kok sekarang kebalik ya?

Gue udah cantik sekarang, memakai dress simple warna biru, dan makeup tipis di wajah gue, Ali pasti senang dengan penampilan gue.
Satu lagi, Ali paling suka disambut saat dia pulang, dengan senyum semanis mungkin, dan di sambut pelukan hangat, tapi dia juga gak maksa buat gue selalu ada buat dia, selain itu gue harus masih sering ke kampus, jadi libur deh ngurusin ali. karna Ali tahu dia gak tentu kapan pulangnya, gak jarang gue ketiduran saat nungguin dia pulang, tapi Ali juga yang bawa gue kekamar, kadang kasihan sih liatnya.

"Selamat datang sayang"

Dan beginilah saat Ali pulang, mencium keningku dan memelukku, dan mengadu manja, walau penampilannya sedikit berantakan, tapi dia tetap aja keren banget.

"Aku capek sayang, dan lelahnya aku langsung hilang saat aku peluk kamu kayak gini, kamu udah seger banget jam segini, baru mandi ya? Jadi nyaman peluk kamu"

Manja banget, kan? sangat.

"Ali, gak enak ada yang lain, kamu ganti baju dulu gih, terus makan ya? Aku udah siapin semuanya, baju ganti kamu sama makanan buat kamu"

My Queen BeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang