Hari yang di tunggu prillypun tiba, dan dia sangat bahagia bisa jalan-jalan dengan teman-teman, tentunya tampa Ali, dan prilly bisa sedikit bebas, tapi dia tidak yakin Ali akan begitu saja melepas prilly dan tampa pengawasan Ali, prilly sudah sangat mengenal kekasih itu, tapi Tiu lebih baik daripada tidak Izinkan oleh Ali.
"kamu nanti Sampai sana langsung kabarin aku ya sayang? harus, aku gak mau sampai kamu lupa sama semua pesan aku sayang!" Ucap Ali yang terdengar nada perintah dan prilly hanya mendengarkannya sepertinya dia tidak perduli. Kekasih selalu seperti itu.
"Iya prince, oke aku dengar semua pesan kamu kok kamu jangan khawatir Baby, Kamu juga jangan nakal selama aku gak ada"
Prilly menenangkan kekasihnya, memberikan pelukan hangat sebelum kepergiannya, prilly tahu kekhawatiran Ali yang menurutnya sangat berlebihan itu, dan prilly tidak tahu banyak bahaya yang mengancamnya kapan saja.
Ali menanggapi ucapan prilly dengan tertawa "Aku gak pernah nakal sayang"
"Iya percaya-percaya, aku tahu pacar aku yang posesif ini gak mungkin macam-macam"
"Jangan-jangan kamu lagi yang macam-macam sayang"
"Aku gak pernah macam-macam, kamu kok gak percaya sama aku"
Ali tertawa mendengarnya nada ketus kekasihnya."Kok kamu tertawa sih ih kamu nyebelin" prillynya melepaskan pelukan.
"Hey kok jadi ngambek sih? udah ya sayangnya Ali"
"Tuan muda pesawatnya sudah siap"
instruksi dari pengawal Ali, menghentikan kebersamaan mereka.
"Baiklah terimakasih"
"Kamu masuk gih sayang pesawatnya udan mau take off"
"Gimana aku mau berangkat baby, kamu aja meluknya erat banget" dan dijawab tawa oleh Ali.
"Oke-oke maaf sayang, ya udah masuk ya?"
"Iya baby, bye, aku sayang sama kamu"
"Aku juga baby, hati-hati my queen"
"Oh iya, makasih ya kamu udah izinin aku pergi sama teman-teman aku"
"Iya sayang udah sana masuk, take care ya?"
"Iya bye baby"
Akhirnya Prilly memasuki pesawat Ali dan menyusul teman-temannya dengan perasaan sedih dan bahagia, bahagia karna bisa menghabiskan waktu bersama teman-temannya, sedih, karna di harus meninggalkan kekasih posesifnya. Perjuangan prilly untuk meyakinkan Ali membuahkan hasil, walaupun dengan berbagai 'syarat' yang harus prilly lakukan.
"Stef, lo lama banget sih pamitannya, gue tahu nih pesawat punya laki lo, tapi gak segitunya juga kali, gak kasihan gue sama si vinda? udah nungguin lo, kayak ikan teri di jemur?" Dumel Delia sahabat prilly yang sudah duduk di kursi penumpang.
"Del, lo gimana sih, kayak gak tahu aja si Ali, dia gak bisa lama-lama di tinggal stevie iya gak stev?"
"Tahu aja lo, udah deh kita siap-siap mau take off tuh di tegur pramugari lho nanti" jawab Prilly sambil membenarkan duduknya agar senyaman mungkin.
"Iya-iya, by the way stev, pesawatnya Ali enak banget, pasti nih pesawat baru" Delia tak henti-hentinya berdecak kagum.
"Delia, Delia lo aja tadi ngomel ke Stevie, sekarang aja lo muji-muji pesawatnya Ali, dasar lo, kayak lo gak pernah naik privat jet aja lo"
Sambar vinda, yang duduk di samping kanan Delia."Apasih lo brisik, lo tadi bilang apa? Gue gak pernah naik pesawat? Bokap gue juga punya keles, ya walaupun gak baru kayak pesawatnya Ali"
Mereka pun akhirnya tertawa bersama-sama, betapa bahagianya Prilly sekarang, lama sekali gak pernah merasakan tertawa bersama teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen Bee
Fanfictioncerita mainstrem (mungkin) tentang laki-laki tampan dan wanita cantik yang saling jatuh cinta. privat!!!!! silahkan follow dulu sebelum baca! #5 - Aliandosyarief 21/08/2018