part 34

2.2K 92 0
                                    

Ali membicarakan masalah yang ia kepada teman-teman dekatnya. Menurutnya semua sahabatnya harus tahu karna Ali juga butuh pendapat dari mereka untuk apa yang Ali lakukan selanjutnya.
Memilih berkumpul di ruangan kerja Ali menjelang makan siang lebih baik daripada harus mengobrol di cafe seperti Biasa.

"Li terus apa rencana lo selanjutnya?" Verel memulai berbicara setelah Ali selesai dengan ceritanya.

"Sejauh ini gue belum pengen lakukan apa-apa bukti juga belum jelas, semuanya hanya perkiraan pandangan gue dan orang suruhan gue"

"Sampai saat ini lo cuma tahu Farel adik Nicholas?"

"Iya Rick, gue juga gak bisa gegabah, yang bisa lakukan sekarang penjagaan pada Prilly"

Bryan menepuk bahu Ali "kita pasti akan selalu bantu kok"

"Oke makasih, yang gue khawatirkan adalah hubungan Prilly dengan anaknya Albert"

"Mereka sampai tahu kalau Prilly suka anak kecil?"

"Iya rel, makanya gue minta Bimo buat menyelidiki semuanya termasuk keterlibatan seluruh keluarga Albert dan terlebih dia gunakan anaknya untuk mendekati Prilly itu yang buat gue waspada, gue gak mungkin cerita tentang masalah gue dengan Nicholas kepada Prilly"

Semuanya diam dengan pikiran masing-masing. Terlebih Ali yang begitu di buat tidak fokus dengan apapun. Saat ini hanya Prilly fokus utamanya.
Bryan memandang ketiga sahabatnya kepalanya naik turun tanda ia memikirkan sesuatu.

"OKE GUYS!"

Semuanya tersentak dengan pekikan bryan yang cukup keras untuk ukuran seorang laki-laki.

"Anjing lo otak monyet, gue kaget Kenapa sih lo?"

"Iya kenapa sih lo?"

Bryan tidak menjawab Verel dan Erick malah ia penuh arti.

"Jangan tegang-tegang main futsal yuk?"

"Kirain apaan lo!" maki Erick.

"Bosen gue yan, berkuda aja bagaimana?"

"Ide Verel boleh juga lama gue gak nengok kuda gue disana" pertanda Ali setuju, sekalian Ali ingin menyegarkan otaknya. Memikirkan berbagai masalah akhir-akhir ini.

"Oke sekalian bawa pasangan masing-masing" usulan Bryan tanggapi setuju oleh Ali dan Verel.

"Kita harus ke Bogor? Kuda kita kan di Bogor"

"Yailah Rick pakek nanya lo, emang kuda kita dimana lagi?"

"Eh babenya kuda, bini gue lagi hamil gede gak mungkin kita ajak ke sana"

"Erick, bini lo kan bisa duduk aja disana gak perlu naik kuda ribet lo"
Bryan di buat kesal dengan tingkah Erick yang menurutnya gak penting.

"Gak ah gue gak ikut, kasian Kiara nanti bini gue lahiran di sana berabe"

"Tinggal bawa ke ruang sakit" jawabnya lagi tak ambil pusing.

"Kalian kesana ke sana aja gue gak ikut"

"Cuma bertiga dong! Ah gak asik lo rick" timpal Verel yang tak setuju.

"Yaudah biarin Erick gak ikut, gue telfon Prilly dulu deh biar siap-siap"

Dan mereka menghubungi pasangannya masing-masing. Kecuali Erick yang hanya diam dan memilih untuk pulang.

*****

Mereka harus menempuh perjalanan beberapa jam sampailah mereka di tempat pacuan kuda yang di miliki keluarga Ali.

"Gila lama juga kita gak kesini" heboh Bryan merentangkan tangannya sambil menghirup udara yang memang sejuk.

My Queen BeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang