part 5

4.6K 153 0
                                    

Ali pov

Perjalanan kami masih lumayan jauh, mungkin 1 jam lagi, dan setelah kejadian tadi, Prilly, terus saja diam, tidak mau bicara, sepatah katapun, padahal gue tahu dia gak tidur.

Gue udah mencoba buat ngajakin dia ngomong, tawarin dia minum bahkan makan, tapi hanya jawaban Singkat, padat, dan gak jelas!

Mending gue ajak ngomong lagi deh, gak enak diem mulu' di mobil.

"Queen sayang, hey maafin aku dong? Kamu jangan diemin aku kayak gini bee, aku gak bisa!"
Gue gak akan maafin Bryan kalau prilly juga gak maafin gue, gak akan.
"Sayang, gimana masih pusing? Kita ke dokter ya? Aku gak mau kamu kenapa-napa sayang"

Gue udah kurang perhatian apa sih sama dia? tapi tetap aja, gue dicueki sama dia, loe harus sabar li jangan emosi.

"Oke mau kamu apa biar kamu maafin aku?" gue menatap dia, yang masih diam aja natap depan, emanganya di depan apa apa sih dia sampek fokus gitu, bagusan juga Natap gue.
"Queen udah dong, jangan diemin aku kayak gini, beneran aku minta maaf, kamu mau apa biar kamu maafin aku!"
Kalau gak gini pasti dia gak mau ngomong, gue heran cewek kenapa sih maunya di bujuk-bujuk dulu, dan gue harus mohon-mohon sama dia.

"Kamu yakin mau ngabulin permintaan aku?"

Tuhkan bener, tadi aja diem gak mau ngomong, sekarang setelah gue mau lakuin sesuatu buat dia, baru mau ngomong sama gue dasar cewek, untungnya gue cinta.

Tapi gue gak boleh langsung setuju permintaannya Prilly, gue yakin Prilly akan mempergunakan kesempatan ini buat minta sesuatu yang gue gak suka.

"Tergantung kamu maunya apa Queen! Aku akan kabulkan semua keinginan kamu, asal kamu mintanya gak aneh-aneh dan permintaan yang buat aku gak suka"

Gue tahu apa yang dimau Prilly, pasti dia akan meminta yang sulit buat gue.

"Aku mau kamu izinin aku buat pergi sama teman-teman aku ke Singapore, tanpa kamu, Tampa bodyguard kamu, dan Tampa mata-mata kamu!"

Bener kan, dugaan gue, prilly pasti minta itu ke gue, gue gak kan pernah setuju dengan permintaan prilly gak akan pernah!

"Gak bisa Queen! kalau kamu mau pergi, ya harus ikut aturan aku, apa susahnya sih Queen, aku juga izinin kamu bersama sahabat kamu disana, kalau kamu gak mau aku ikut gak masalah, asalkan ada orang yang jagain kamu"

"Aku bilang aku gak mau, kamu juga, apa susahnya sih, percaya sama aku, aku pasti baik-baik saja Ali! Kali ini aja aku mohon"

"Jangan teriak-teriak sama aku Queen, aku gak suka, sekali aku bilang enggak tetap enggak oke!"

"Kamu egois sama aku, aku Benci sama kmu!"
"Terserah, ini cara aku jagain kamu aku cuma gak mau kejadian buruk terjadi sama kamu Queen"

Kayaknya gue harus extra sabar menghadapai Prilly, Prilly itu labil walaupun umurnya sudah 19 tahun yang sudah dikatakan dewasa, tapi pikirannya lebih cenderung kekanak-kanakan, cewek manja keras kepala, dan dia sudah buat gue gak bisa pindah ke lain hati!

"Bentar lagi kita sampai Queen, aku harap kamu jaga sikap kamu di depan teman-teman dan sahabat aku"

Gue lihat mobil, Erick, dan yang lain sudah ada di depan villa gue, kayaknya Erick lagi bicara pada mereka.

Keluarga gue gak hanya punya satu villa disini, tapi memiliki banyak vila yang memang sengaja di sewakan, dan tidak dengan vila yang gue tempati sama, sahabat gue. tapi khusus hari ini sama besok, beberapa vila gue kosongin buat istirahat temen-temen club gue!

"Queen sayang ayo turun, semuanya udah sampai tuh yuk?"

"Gak usah kamu bukain pintu aku bisa keluar sendiri!" dengan angkuhnya dia keluar dari mobil duluan, dan kayaknya dia beneran marah sama gue.

My Queen BeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang