Ali memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi pikiran Ali sedang kalut sekarang. Akhirnya kejadian yang ia takutkan terjadi, malah semakin parah,
"Kenapa kamu lakuin ini sama aku pril, kenapa harus seperti ini kejadian nya, kamu gak tahu gimana cintanya aku sama kamu"
Ali memakirkaan mobilnya sembarangan di sebuah cafe. Ali segara masuk ke dalam cafe tersebut, di dalam masih cukup sepi karena masih belum terlalu malam. Ali segera memesan minuman moqtail, tak lupa memesan ruangan khusus untuknya, Ali ingin sendiri tak ingin di ganggu oleh siapapun. tidak tanggung-tanggung satu botol Ali memesannya dengan cepat Ali menuang minuman tersebut, Menikmati sensasi alkohol yang terkandung di dalamnya, Ali ingin sedikit melupakan semuanya, melupakan pertengkarannya tapi bayang-bayang wajah Prilly masih mendominasi pikiran Ali.
Prilly masih duduk di sofa balkon kamar Ali, dingin angin malam tak membuat Prilly beranjak dari tempatnya. Kedua tangannya ia gunakan untuk menyangga keningnya dan masih dengan air matanya yang sedikit mengering mikirin hubungan nya dengan Ali.
"Ini jam berapa ya?" Perlahan Prilly berjalan masuk ke dalam kakinya sedikit nyeri karna cukup lama dia duduk dengan posisi yang sama.
"Astaga jam 22.00 malam, apa jangan-jangan Ali belum pulang?"
Prilly ke luar dari kamar mengecek kamar sebelahnya berharap Ali ada di dalam, dan ternyata yang Prilly cari tidak ada.
"Bik, bibik" Prilly turun dari tangga dengan tergesa-gesa memanggil pelayan di rumah Ali."Ada apa non? Tanya Sumi salah satu pelayan di ruang Ali.
"Liat Ali gak? Apa dia belum pulang?" Semua pelayan dirumah Ali saling pandang dan menggeleng, pertanda tidak tahu.
"Belum non sejak tadi, den Ali belum pulang" ucap Sumi mewakili pelayan di rumah Ali.
"Ya sudah makasih ya bik, semuanya kalian istirahat aja udah malam, maaf ganggu waktu istirahat kalian.
"Baik non" semuanya membubarkan diri, hanya tinggal Prilly yang masih berdiri bersandar pada besi tangga.
"Ali kamu kemana" Prilly makin gelisah pikirannya tak tenang, memikirkan Ali yang sampai sekarang belum pulang.
Bik Sumi tidak pergi begitu saja, dia tahu majikan dan tunangan nya sedang ada masalah, karna Sumi melihat Ali pergi tanpa pamit dan terkesan tergesa-gesa dengan raut wajah yang sepertinya menyimpan masalah.
"Non, non Prilly minum dulu" bik Sumi memberikan teh hangat untuk Prilly yang masih duduk di anak tangga terakhir.
"Makasih bik"
"Non gak coba telfon den Ali?"
"Apa Ali mau angkat telfon dari saya bik"
Ujarnya pandangannya lurus ke depan, apa Ali mau mengangkat telfon darinya? Kelihatan sekali raut wajah kekesalan Ali tadi saat pergi."Pasti lah non, non Prilly kan tunangannya den Ali, pasti den Ali akan langsung mengangkat telfon non Prilly"
"Ali marah sama aku, dia kecewa sama aku"
Air mata Prilly turun lagi membasahi pipi mulusnya, bik Sumi tak kuasa menahan kesedihannya, suara tangisan Prilly terdengar pelan namun cukup membuat orang yang mendengarnya bersedih"
"Non udah ya non" bik Sumi menenangkan Prilly, memeluk dan mengelus punggung Prilly agar sedikit lebih tenang.
"Aku udah jahat sama Ali bik, aku udah nolak dia buat nikah"
"Non, pernikahan itu sakral, tidak bisa di buat main-main, saya tahu non Prilly punya alasan sendiri? Gak mauksud untuk nolak den Ali"
"Tapi Ali gak mau dengarkan penjelasan aku bik, dia salah faham"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen Bee
Fanficcerita mainstrem (mungkin) tentang laki-laki tampan dan wanita cantik yang saling jatuh cinta. privat!!!!! silahkan follow dulu sebelum baca! #5 - Aliandosyarief 21/08/2018