1. It's Me

982 25 2
                                    

Hidup adalah sebuah jalan yang harus kita lewati. Meskipun kita tidak tahu sendiri kemana arah jalan yang akan kita lewati itu tertuju. "Apakah akan membawa kita ketempat yang kita inginkan?? Atau malah akan membawa kita ke dalam jurang kehancuran!!".

Akan tetapi, kemanapun jalan itu membawamu. Yang pertama kali yang harus kau lakukan yaitu jalani setiap langkah demi langkahnya dengan ikhlas.

Namaku Dizta Marhani teman-temanku biasa memanggilku dengan panggilan Dizta dan usiaku 22 tahun. aku merupakan lulusan dari Universitas Negri yang ada di kotaku.

Aku anak pertama dari keluarga yang sederhana. Aku memiliki 2 orang adik yang masih bersekolah yang membuatku harus turut andil dalam membantu keuangan keluarga. Aku bekerja di sebuah perusahaan yang ada di kotaku. Meskipun aku masih staff biasa tapi aku percaya suatu saat aku bisa menggapai mimpi dan cita-citaku untuk membanggakan kedua orang tuaku tentunya.

"Haaa!! Sepertinya hari ini akan hujan Karin". Keluhku pada sahabatku yang duduk tepat dihadapanku saat ini.

Karin adalah sahabatku dari sewaktu kuliah hingga sekarang. Dan kami juga masih begitu akrab. Meskipun tempat kerja kami berbeda. Hal itu tak membuat kami untuk tidak bisa bertemu. Malah hingga saat ini kami masih sering bertemu.

"Iya kau benar Diz, tapi kau tidak lupa membawa jas hujanmu kan??" selidik Karin sambil menatapku dengan tajam. Karin sangat tahu kalau aku termasuk orang yang pelupa dan juga ceroboh.

"Tentu saja aku bawa. Kau pikir aku seceroboh itu" jawabku ketus pada Karin yang terus menatapku dengan tatapan menyelidik.

Kami berada di sebuah kafe yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantorku maupun kantor Karin. Hal itu lah yang membuat kami sering mampir ke kafe ini.

Seorang pria berparas bule datang menghampiri kami. Tidak, yang lebih tepatnya menghampiri Karin "Hai girls" sapa pria tersebut yang tak lain tak bukan adalah Dave Anderson.  Yang merupakan kekasih Karin. Mereka ini telah berpacaran kurang lebih 1 tahun lamanya.

Dave langsung mengambil posisi duduk disebelah Karin.

Sekilas cerita mengenai "Dave". Dave adalah pria keturunan Brazil dan memiliki wajah yang tampan dan rupawan. Dia merupakan pemilik salah satu perusahan yang lumayan terkenal di Indonesia.

Dave dan Karin bertemu untuk pertama kali di acara ulang tahun perusahaan Karin bekerja. Yang kebetulan, Dave adalah investor terbesar di perusahaan Karin tersebut. Dave mendekati Karin hingga membuat Karin jatuh hati padanya dan yaa seperti sekarang ini mereka menjalin hubungan asmara. Karena kedekatan mereka kami bertiga pun menjadi sahabat yang begitu akrab.

"Hai juga Dave" jawabku dan Karin serempak.

"Sepertinya aku akan menjadi kambing congek kalian" candaku terhadap mereka berdua dengan ekspresi malas yang dibuat-buat.

Mereka pun tertawa bersama dengan candaanku."Btw Dizta. Kau pulang naik apa??" tanya Dave terhadapku.

"Tentu saja aku bawa motor, aku tidak ingin menjadi obat nyamuk kalian berdua jika aku ikut dengan kalian" jawabku lagi pada Dave.

"Nah itu tahu. Lalu sampai kapan kamu mau ngejomblo terus?? Jangan jadi orang yang terlalu tertutup Diz.
Kasih kesempatan untuk orang lain masuk kehatimu."

Karin sangat mengetahui sifatku yang sedari dulu sangat sulit untuk membuka hatiku pada pria lain. Aku bukan lah jenis orang yang dengan mudahnya menerima perasaan orang lain yang mencoba untuk masuk kedalam hatiku. Karena selama ini yang kuinginkan. Hanya menunggu pria yang akan benar-benar membuat jantungku berdegup dengan kencangnya.

"Lihat saja nanti. Kalau aku sudah mendapatkan pacar. Aku akan menunjukkan kepada kalian berdua. Sudah lah, bukannya kalian mau pergi berkencan?? Pergi sana aku bosan melihat kalian, Husss husss!!." Candaku lagi kepada pasangan yang sedari tadi terus mengejekku.

"Iyaa-iyaa bawel. Ini kita juga mau pergi. Kamu langsung pulang kan?? Soalnya sebentar lagi bakalan hujan Diz".

Aku hanya membalas dengan anggukan atas pertanyaan Karin barusan.

Karin dan Dave berdiri memelukku sebelum beranjak pergi dan meninggalkanku

"Byee hati-hati di jalan ya" ujarku kepada mereka berdua

"Yaa... kau juga harus langsung pulang".

Melihat mereka begitu mesra dan bahagia. Membuatku tentu merasa iri dan berharap suatu saat dapat menemukan pria yang benar-benar mencintaiku dengan tulus.

Sesudah mereka pergi. Aku pun beranjak dari tempatku keluar dari kafe menuju parkiran motor.

Sesampainya di parkiran. Aku langsung membuka jok motorku dan memeriksa keberadaan jas hujanku.

"Astaga..!! Aduh... bagaimana ini?? Aku lupa lagi bawa jas hujan." Rutukku pada diri sendiri yang selalu lupa untuk membawa jas hujan.

Tanpa banyak berpikir. Aku langsung mengendarai motorku dan berharap hujan tidak turun sebelum aku sampai rumah.

Ternyata langit sedang tidak berpihak padaku. Hujan turun dengan derasnya membasahi bumi. Untungnya di perempatan jalan ada halte bis. Sesampainya di halte bis aku langsung menghentikan motorku untuk berteduh dan menunggu hujan hingga reda.

"Lain kali aku harus mengecek semuanya sebelum pergi". Ucapku pada diri sendiri.

Ditempat yang sama seorang wanita paruh baya yang kemungkinan berusia seperti ibuku. Berdiri dipinggir halte melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan saat ini. Yaitu menunggu hujan reda. Dari penampilannya semua orang pasti sependapat padaku. Bahwa wanita itu bukan dari kalangan biasa. Melainkan dari kalangan atas.

Setelah menunggu sekian lama. Akhirnya hujan reda juga. Dan membuat jalanan dipenuhi oleh genangan-genangan air hujan.

Tanpa disadari sebuah motor melaju dengan kencangnya dan menerobos genangan air tersebut. Aku yang menyadarinya. Melangkah dan berdiri di hadapan wanita paruh baya tersebut guna melindunginya dari cipratan genangan air yang akan mengotori bajunya.

Byurrr

"Dasar kurang ajar...!!!". Maki ku kepada pengendara motor yang telah melaju dengan kencangnya.

Wanita itu masih diam. Aku yakin saat ini dia masih terbilang shock atas kejadian barusan.

Aku memegang pundak wanita itu untuk memastikan kembali bahwa dia baik-baik saja. "Apa anda tidak apa-apa nyonya?? Maaf sebelumnya. Jika saya telah lancang kepada anda". Ucapku dengan perasaan bersalah.

Wanita itu menatapku dengan menunjukkan senyuman hangatnya.
"Saya tidak apa-apa nona. Sekali lagi terima kasih banyak karena anda telah menolong saya".

"Tapi... bagaimana ini pakaian anda kotor karena telah melindungi saya". Wajah wanita itu begitu khawatir melihat kondisiku yang terlihat seperti mandi lumpur.

Aku mengelengkan kepalaku singkat dan menunjukkan senyuman manis untuk membuatnya tidak mencemaskanku lagi.

"Ahh soal itu... anda tidak perlu khawatir. Kebetulan pakaian saya juga sudah kotor. Ini bukan masalah sama sekali buat saya". Aku kembali melemparkan senyuman pada wanita itu.

Di waktu yang bersamaan. Sebuah mobil mewah berhenti tepat didepan halte bis. Seorang pria tua keluar dari mobil dan menghampiri wanita yang tengah bersamaku saat ini.

I Hope You Love Me [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang