7. Confused

192 8 0
                                    

~Jangan lupa saran dan masukkannya serta favoritnya ya readerss!! Thanks ヽ(*⌒∇⌒*)ノ~

Setelah mengatakan maksud dan tujuannya datang kerumahku, Shin pamit untuk pulang. Dan tidak lupa juga pamit kepada ibuku.

Shin mengendarai mobilnya dan meninggalkan rumahku.

Setelah Shin sudah pergi, pikiranku di penuhi dengan keputusan yang harus aku ambil nantinya.

Suara ibuku membuyarkan lamunan ku.

"Apa Shin itu pacarmu sayang??". Ibuku terlihat antusias menunggu jawaban dariku.

"Tentu saja bukan ma, Shin itu temen Dizta".

Kuharap ibuku tidak terlalu banyak bertanya lebih jauh mengenai hubunganku dengan Shin.

"Sayang sekali, mama pikir Shin itu pacarmu".

Mama terlihat menyukai Shin padahal ini adalah pertemuan pertama mereka.

"Apa mama menyukai Shin??". Tanyaku padanya.

"Ya tentu saja. Dia pria yang sangat tampan dan juga sopan".

Ibuku menatapku begitu lekat.
"Sampai kapan kau akan menutup dirimu dari pria?? Kau harus menemukan pria yang mencintaimu dengan tulus dan mampu menjagamu sayang. Mama tidak ingin kau terlalu larut dalam mengejar karirmu. Pikirkan juga kehidupanmu kelak sayang".

Perkataan ibuku barusan. Sedikit menohokku. Memang sudah sepantasnya aku mencari pria yang akan menyayangiku dan serius terhadapku. Tetapi untuk saat ini. Aku tidak memiliki gambarannya. Dan hal itu semakin membuatku merasa bingung atas keputusan yang harus aku ambil nantinya.

Entah lah untuk saat ini. Aku hanya ingin beristirahat dan menenangkan diriku.

"Yaudah kalau gitu. Dizta tidur dulu ya ma badan Dizta rasanya capek. Selamat malam ma". Ujarku padanya dan berlalu meninggalkannya.

"Iya sayang. Selamat malam juga".

Karena aku terus memikirkan keputusan yang harus aku ambil nantinya. Aku pun tidur tidak dalam keadaan yang begitu lelap.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Hari ini adalah hari liburku. Setelah seminggu penuh aku di sibukkan dengan pekerjaan yang begitu banyaknya. Akhirnya aku pun bisa berlibur juga.

Aku telah membuat janji dengan Karin siang ini. Untuk pergi kesalon dan juga jalan-jalan. Tentunya aku juga ingin menceritakan tentang masalah yang kini menghampiriku.

Aku menekan nomor seseorang yang aku kenal, teleponku langsung tersambung pada dering pertama. Terdengar sahutan orang yang diseberang sana.

"Iyaa Dizta, aku sedang di jalan menuju rumahmu"

"Baiklah Karin kalau begitu aku langsung siap-siap, byee".

Panggilanku pun terputus. Aku menemui ibuku dan juga ayahku untuk berpamitan untuk pergi bersama Karin.

"Maaa Dizta mau pergi bareng Karin, mungkin Dizta pulangnya malam ma".

"Baik sayang hati-hati ya".

Suara klakson mobil Karin terdengar dari luar. Aku langsung keluar dan menyalami kedua orang tuaku sebelum pergi.

Karin keluar dari mobilnya dan ikut menyalami kedua orang tuaku.

"Om tante saya pamit dulu ya". Ujar Karin sambil tersenyum, dia terlihat begitu bahagia hari ini dan membuatku penasaran dengan apa yang terjadi padanya.

I Hope You Love Me [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang