15. The Boy

184 9 0
                                    

#Give your coment ya Readerss (°∀°)b #

"Ahhh...!!! Kenapa dia tidak mau memberitahuku yang sebenarnya sih...! Kenapa juga dia menyuruhku untuk mengingatnya sendiri".

Hari ini mood ku benar-benar jelek, mengingat pikiranku yang di landa kebingungan.

"Tok...tok..".

Suara ketukan pintu dari ruanganku, membuat ku mengalihkan pikiranku saat ini.

"Masuk..!". Seru ku.

Rista masuk keruanganku dengan tatapan heran melihat kondisiku.

"Heii kau ini kenapa sih??".

"Hmmm tidak apa-apa". Jawabku dengan malas.

"Yaudah kalau kau tidak mau cerita". Rista menatapku dengan kesal.

"Kau kesini ada apa??". Tanyaku kepada Rista.

"Aku cuma mau memberikan laporan keuangan bulan ini".

Setelah memberikan laporan tersebut Rista keluar dari ruanganku dengan kesal.

Yaa Rista sudah jelas marah padaku karena aku tidak mau menceritakan masalahku padanya.

Sekilas mengenai hubunganku dengan Rista:
Rista adalah temen baikku saat ini. Yaa selain Karin tentunya. Rista lah yang banyak membantuku dalam menangani kafe.

Aku dan Rista selalu terbuka mengenai masalah yang kami hadapi. Rista juga tahu mengenai hubungan pernikahanku dengan Shin.

Meski aku berteman baik dengannya. Dia bersikap profesional saat bekerja.

Aku membaca laporan tersebut dengan cermat. Tapi sial aku selalu kepikiran mengenai masalahku hari ini.

"Haaa...!!" keluhku.

Aku keluar dari ruanganku untuk mencari Rista.

"Apa kau mencariku??".

Rista berjalan ke arahku sambil membawa 2 cangkir coklat panas.

"Hmm bagaimana kau tahu??". Aku cuma nyengir pada Rista yang masih terlihat kesal padaku.

Kami duduk di atas sofa yang berada di ruanganku sambil menikmati coklat panas yang di bawa Rista tadi.

"Maaf". Ujarku kepada Rista dengan wajah memelas. Berharap dia memaafkan ku.

"Ehhm iya. Tapi kalau ada masalah cerita aja ke aku, gak usah sok main rahasiaan. Bukannya kita temen?".

"Kamu tau dari mana aku ada masalah??" tanyaku kepada Rista.

"Yaa jelas lah tau, dari kamu masuk tadi wajahmu terlihat uda kusut".

Aku kembali nyengir ke Rista, karena dia dengan mudahnya bisa menebak pikiranku.

"Udah deh, bukannya tadi kamu mau cerita ke aku". Rista mentapku dengan selidik.

"Jadi gini...". Aku menceritakan kepada Rista mengenai semua masalahku.

Rista begitu cermat mendengar ceritaku.

"Apa kau benar-benar tidak ingat??"

Aku menggelengkan kepalaku pada Rista.

"Aku sudah coba, tapi gak bisa".

"Mungkin aja kau tanpa sadar berjalan sendiri menuju kamarmu".

Aku terdiam sebentar. Lalu mengangguk padanya. Apa yang di katakan Rista barusan memang sangat masuk akal menurutku.
"Akhhh...! Mungkin kau benar".

I Hope You Love Me [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang