4. Preperation

269 11 1
                                    

~Jangan lupa Kritik dan Sarannya yaa readers (^~^)~

Jam ditanganku menunjukkan jam 3 sore dan aku masih berkutat dengan pekerjaanku yang hampir selesai.

"Huuu...!! Mengapa hari ini terasa begitu lama?" Keluhku.

Hari ini sebenarnya hari liburku, akan tetapi bosku menelpon dan menyuruhku untuk datang ke kantor. Meeting yang seharusnya dilaksanakan hari selasa, dimajukkan. Membuatku harus mengerjakan laporan yang dibutuhkan untuk keperluan meeting sesegera mungkin dan dengan secara terpaksa aku pun harus mengganti hari liburku.

Untungnya aku dapat menyelesaikannya dengan cepat. Suara ponselku berdering menandakan adanya panggilan masuk.

"Iyaa Karin, aku sudah selesai dan sekarang menuju lobby," ucapku pada Karin yang ada di sebrang sana.

Setelah insiden yang aku alami sebelumnya. Aku menceritakan kepada Karin bagaimana pertemuanku dengan tante Siska dan juga Shin yang telah mengobati luka ku akibat kecerobohanku sendiri.

Kami pun berencana untuk pergi berbelanja ke Mall dan ingin membeli baju yang akan aku pakai saat makan malam nanti. Rasanya aku ingin mempersiapkan semuanya dengan baik agar meninggalkan kesan yang baik pula.

*Flashback*

Setelah kepergian Shin dan juga tante Siska. Karin mengirim pesan singkat padaku. Menanyakan keberadaanku.

Karin : Kau dimana??

Aku berada di taman yang ada di dekat kafe,
tolong jemput aku Karin kakiku sakit dan aku susah untuk berjalan (Send)

*Flashback End*

Karin mencoba seluruh kemanpuannya untuk mendandaniku malam ini. Menurutnya malam ini adalah malam yang spesial bagiku. Karena ini adalah undangan makan malam pertamaku dan merupakan kesempatan bagiku untuk lebih dekat dengan Shin.

"Kau harus terlihat cantik, karena aku  berharap kalian bisa berkencan nantinya," Ucap Karin dengan semangat.

Aku sama sekali tidak mengerti tentang apa yang di pikirkan oleh Karin saat ini. Meski aku akui hatiku merasa senang karena aku bisa bertemu kembali dengan Shin.

Tetapi, aku juga tidak ingin berharap terlalu jauh karena hal itu sangat tidak mungkin melihat perbedaan yang jauh diantara kami.

"Heyy kenapa kau bisa berasumsi seperti itu? Berhentilah berpikir yang tidak-tidak. Ini hanya suatu kebetulan dan mungkin saja dia sudah memiliki pacar," tegasku.

Karin tidak menghiraukan perkataanku tersebut, ia memilih tetap sibuk mendandaniku.

Malam ini aku memakai dress selutut berwarna navy blue yang baru aku beli dengan Karin tadi. Dan aku menggunakan make up yang natural karena aku tidak ingin terlihat berlebihan saat makan malam nanti.

Rambutku yang hitam dan bergelombang aku biarkan tergerai dan untuk melengkapi penampilanku malam ini aku menggunakan high hills 7cm berwarna hitam serta membawa tas tangan yang berwarna hitam pula.

Setelah selesai diandanin oleh Karin aku melihat pantulan diriku di cermin. "Tidak terlalu buruk". Aku tersenyum puas dengan hasil tangan seorang Karin yang dapat merubah penampilanku menjadi terlihat begitu cantik dari sebelumnya.

Suara pintu kamarku yang diketuk dari luar. Membuatku mengalihkan mengalihkan pandanganku dari cermin.

Ibuku masuk dan tersenyum melihatku. "Wahh anak mama cantik sekali malam ini, sepertinya ada yang mau berkencan," Goda ibuku padaku.

Aku baru ingat kalau aku belum sempat cerita padanya. Tentang pertemuanku dengan tante Siska dan Shin.

"Ahhhh mama Dizta gkk kencan kok, Dizta cuma di undang untuk makan malam saja."

Ibuku kembali menggodaku.

"Kalau kencan juga gak papa kok. Karena mau sampai kapan kamu mau terus-terusan ngejomblo. Lihat itu si Karin aja uda punyak pacar masa kamu enggak".

Karin tertawa mendengar perkataan ibuku barusan.

"Iyaa ni tante. Dizta jomblo nya akut banget. Tapi tenang aja tante. Sekarang dia uda nemu cowok malah ini mau makan malam dirumahnya".

'Dasar karin. Bukannya membelaku malah makin menggodaku'.

Melihat ekspresiku yang terlihat kesal, Karin menghentikan kegiatannya yang terus menggodaku dengan ibuku.

"Sepertinya kau harus bergegas Diz, karena ini sudah jam 7."

Aku dan Karin pun bergegas untuk pergi kerumahnya tante Siska, Karin akan mengantarku dengan  mobilnya.

Sebelum kami pergi aku dan Karin berpamitan dengan ibu dan ayahku.

"Ma, Pa Dizta berangkat dulu ya".

"Iya, hati-hati. Jangan pulang lama-lama."

Setelah berpamitan pada kedua orang  tuaku. Aku dan Karin pun segera melaju menuju rumah Shin.

Rasanya aku begitu deg-deg an. Karena ini adalah kali pertama bagiku untuk datang makan malam dirumah orang yang baru aku kenal.

Kami berhenti di depan sebuah rumah yang besar nan megah.

"Kita sudah sampai," ucap Karin yang membuatku sadar dari lamunanku. "Wahh... Sepertinya kau beruntung Diz bertemu keluarga dari kalangan atas yang baik seperti mereka. Lihat saja rumahnya sangat besar". Karin berucap dengan senang.

Aku mengikuti arah pandang Karin. Yang tengah memandangi rumah yang ada didepan kami.

Mataku begitu takjub melihat rumah yang ada didepan kami. Karin benar, tak salah lagi kalau keluarga Shin memang terbilang keluarga kalangan atas atau seorang Konglomerat. Hal itu terbukti dari tempat tinggalnya yang begitu menakjubkan.

I Hope You Love Me [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang