17. Cause You

165 9 0
                                    

"Hiii Karin...!! Apa kabar???".

James tersenyum kepada Karin.

Karin menghampiri James dan memeluknya.

"Baik, bagaimana denganmu??".

"Seperti yang kau lihat saat ini". Ujar James pada Karin.

Mereka terlihat begitu akrab sehingga membuatku mau pun Rista merasa bingung.

Karin menyadari dengan kebingungan kami.

"Ohhh maaf sebelumnya. Dizta, Rista. Perkenalkan ini temanku, James". Ujar Karin dengan senyuman yang mengembang.

Aku sungguh tak habis pikir. Bagaimana bisa sahabatku Karin memiliki teman yang menyebalkan sepertinya.

"Perkenalkan namaku James".

James memperkenalkan dirinya dengan begitu percaya diri.

Sebenarnya aku sangat tidak sudi berkenalan dengannya. Tetapi  bagaimana pun juga aku harus menghargai Karin.

Aku dan Rista pun memperkenalkan diri kami dan berjabat tangan padanya.

"Rista".

"Dizta".

Saat aku memperkenalkan diriku padanya. Dia kembali menunjukan senyuman menyebalkan miliknya.

"Ohh yaa Diz, James ini sepupuan dengan Dave lo".

"What???" batinku.

Aku sungguh syok mendengar pernyataan yang Karin berikan. Karena bagaimana bisa pria seperti Dave memiliki sepupu seperti dia.

James menyadari keterkejutanku. Karena dia kembali memberi senyuman yang aneh menurutku.

Dan hal itu membuatku yakin kalau saat ini ia tengah merencanakan sesuatu.

"Wahhhh... Ini sesuatu kebetulan Karin. Aku baru saja ingin mendekatinya". James berkata sambil menarik turunkan alisnya padaku.

Karin dan Rista yang mendengar hal tersebut berusaha menahan tawanya.

"Huuuu.... Sial...!!! Kalau saja saat ini kami tidak berada di kafe. Aku akan menghajar wajahnya serta membuat dia tidak bisa bicara lagi". Keluhku dalam hati.

Karin menyadari diriku yang berusaha menahan amarah. Karena dia kembali membuka suara.

"Jadi kalian sudah saling kenal??".

Karin menatapku dan juga James bergantian dengan tatapan heran.

"Hhhh...itu...".

Aku sungguh bingung harus bagaimana menjelaskannnya pada Karin.

"Aku sering datang ke sini. Dan tentu saja hubunganku dengannya bisa menjadi dekat. Alias kami teman dekat". Ujar James dengan percaya diri.

"Whatt??? Teman dekat katanya??? Apa dia sudah gila??". Rutukku dalam  hati.

Karin hanya ber-o saja karena sepertinya dia percaya pada perkataan James barusan.

Oke fix pria ini telah membuatku merasa muak padanya.

Aku benci situasi seperti ini. Aku pun mencoba mencari alasan untuk keluar dari sini.

"Hmmm maaf sebelumnya, aku masih ada pekerjaan yang belum selesai. Jadi aku mohon undur diri dulu".

"Ahh... Sepertinya aku juga harus kembali". Ujar Rista.

"Baiklah, James bagaimana kalau kita duduk di situ". Ajak Karin pada James.

I Hope You Love Me [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang