5. Dinner

210 11 1
                                    

Kami pun sampai di tempat tujuan, sebelum Karin meninggalkanku. Kami berpelukkan sebelum berpisah.

"Yaudah Diz. Aku pulang dulu ya. Aku harap makan malammu ini berjalan dengan sempurna. Byee...".

Aku membalas pelukkan Karin.
"Makasih untuk semuanya ya. Terlebih untuk penampilanku malam ini yang menakjubkan. Dan juga telah mengantarku. Kalau gitu hati-hati dijalan".

Mobil Karin melaju dijalanan dan meninggalkanku. Aku berdiri sambil memandangi rumah besar yang ada di hadapanku saat ini dengan tatapan takjub.

Rumah ini begitu besar dan mewah bahkan desain rumah ini sendiri memiliki kesan modern dengan sedikit sentuhan klasik pada setiap sisi rumah.

Seorang petugas keamanan datang menghampiriku.

"Maaf nona ada yang bisa saya bantu??". Sebelum aku sempat menjelaskan maksud kedatanganku. Sebuah mobil mewah datang menghampiri kami dan menampakkan sosok pria tampan yang aku kenal.

Dia menatapku sekilas dan berbicara kepada petugas keamanan tersebut.

"Maaf pak biarkan wanita ini masuk, dia adalah tamu istimewa kami".

Mendengar penjelasan tersebut petugas keamanan itu mengizinkanku masuk.

"Baik tuan, mari nona saya akan mengantar nona".

Pria itu adalah Shin, pria baik yang telah mengobati luka-luka ku karena akibat keceroboanku sendiri.

Shin memarkirkan mobilnya terlebih dahulu. Lalu datang menghampiriku.

"Apa kau sudah lama sampai??".

Shin berbicara dengan suara berat dan maskulin miliknya yang mebuatku merasa gugup seketika.

"Tidak, aku baru saja sampai".

Bukan hanya dari pertemuan pertama kami dia terlihat begitu tampan. Bahkan malam ini dia benar-benar terlihat tampan bagaikan pangeran dari cerita dongeng.

Shin mempersilahkanku untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Baiklah kalau begitu ayo masuk".

Aku mengikuti Shin masuk kedalam rumahnya. Saat kami masuk kedalam kami di sambut oleh beberapa orang yang bekerja di dalam rumah Shin.

Aku begitu takjub melihat rumah besar yang kumasuki ini. Rumah ini bukan hanya dari luarnya kelihatan mewah bahkan di dalamnya pun begitu.

Barang-barang yang berada di dalam tertata dengan rapi. Dan aku yakin barang-barang ini memiliki nilai yang begitu besar melihat kemewahannya.

Terdapat beberapa foto-foto keluarga yang berada di setiap dinding rumah. Mataku tertuju pada sebuah foto keluarga yang menampilkan wajah Shin dengan tante Siska dan suaminya yang tersenyum bahagia.

Ternyata dugaanku memang benar kalau Shin memiliki paras wajah ayahnya yang memiliki darah keturunan Korea.

Tante Siska terlihat sibuk menata meja makan dan saat dia melihatku dia pun tersenyum senang.

Tante Siska menghentikan aktivitasnya untuk menghampiriku.

"Ahh sayang akhirnya kau sampai juga, ayo kemari".

Tante Siska mengajakku untuk duduk di sampingnya dan menikmati makanan yang sudah tertata dengan indahnya di atas meja.

Shin duduk di hadapanku. Dan tentu hal itu membuatku merasa sedikit canggung karena harus makan di hadapan pria yang terus-terusan membuatku merasa gugup.

Tante Siska menanyai pendapatku mengenai menu makan malam yang telah ia siapkan.

"Aku hanya bisa menyajikan makanan ini, aku harap kau menyukainya sayang". Ujar tante Siska kepadaku.

"Ini begitu mewah tante, terima kasih sebelumnya karena tante telah mengundang saya untuk makan malam". Jawabku jujur kepada tante Siska.

Meja makan ini di penuhi dengan menu hidangan yang beraneka ragam.

Makan malam ini berjalan begitu menyenangkan, karena tante Siska yang dapat menghidupkan suasana.

Tante Siska juga menceritakan tentang kehidupannya dan juga suaminya. Dari bagaimana mereka bisa menikah dan memiliki anak seperti Shin.

Aku mendengar cerita yang di sampaikan oleh tante Siska dengan minat dan sesekali melirik pria yang duduk dihadapanku.

Shin begitu tenang menikmati makanya itu malam ini.

Tante Siska membuatku tersadar dengan lamunanku yang sedari tadi terus melirik ke arah Shin.

"Jadi Dizta apakah kau sudah memiliki pacar??".

Tante Siska menatapku dengan senyumannya sambil menunggu jawaban yang akan kuberikan.

"Soal itu... Hm... saya belum punya pacar tante". Jawabku dengan jujur kepada tante Siska.

"Wahh kebetulan sekali Shin juga tidak memiliki pacar. Bagaimana kalau kalian berdua menikah?? Karena tante ingin cepat-cepat punya cucu. Shin tidak pernah membawa pacarnya kerumah dan tante merasa kau sangat cocok dengannya". Tante Siska berucap dengan penuh semangat.

Mendengar perkataan tante Siska barusan. Membuatku hampir tersedak dengan makanan yang sedang ku makan.

Ternyata tak hanya aku yang terkejut bahkan Shin juga sama terkejutnya denganku. Ini adalah hal yang tidak masuk akal menurutku, kami saja baru saling mengenal dan pertemuan kami juga tidak disengaja. Bagaimana bisa tante Siska dengan mudahnya menyuruhku untuk menikah dengan anaknya itu.

"Tante itu adalah hal yang tidak masuk di akal, tante saja baru mengenal saya. Kenapa tante dengan mudahnya mempercayai saya??".

Sepertinya Shin juga sependapat denganku. Karena Shin hanya terdiam dengan wajah yang masih terkejut dengan hal yang baru saja dikatakan oleh tante Siska.

~Harap memberikan Saran dan Masukannya ya readers, katena hal itu dapat membantu dalam penulisan cerita"ψ(`∇')ψ~

I Hope You Love Me [FINISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang