15♚

2.3K 98 2
                                    

Matahari telah muncul menampilkan sinar yang ia berikan untuk menerangi dunia. Angin berhembus begitu sejuknya pagi ini. Tidak ada hal yang paling indah selain bisa bertemu kembali dengan teman-temanku. Tapi, ada satu hal yang aku tak suka hari ini. Berita tentang kejadian kemarin, sudah tersebar luas ke telinga-telinga siswa sekolahku. Satu sekolah sekarang sudah tau kalau aku dan Bagus sepasang kekasih.

"Lo dijadian sama Bagus Fel ?" ucap Dina saat aku baru saja menaruh tasku. "Iya." jawabku singkat.

"Kok bisa ?" ucap Dina dan Celine berbarengan. "Ya gitu." jawabku dengan singkat, lagi.

"Cerita cerita!!" ucap mereka seraya mendekatiku dan menarik bangku asal. Akhirnya aku menceritakan semua yang terjadi kemarin malam kepada mereka. Reaksi mereka, sudah tidak usah ditanya lagi. Seperti wanita lainnya, mereka teriak-teriak senang saat aku bilang, aku dinyanyikan lagu Boyfriend milik Justin Bieber.

Bel pun berbunyi. Jam pelajaran pun dimulai. Rifan, ia sudah datang. Dia sudah duduk dibangkunya. Aku belum berbicara dengannya tentang kejadian kemarin. Tapi, pasti dia sudah tau tentang itu pastinya. Secara, satu kelas sudah tau tentang itu. Buktinya, setiap orang yang ada di kelas saat melihatku langsung bertanya tentang hal yang sama. Tidak mungkin kan kalau dia tidak mendengarnya, karena mereka bertanya padaku dengan teriak-teriak seperti orang yang baru mendapat info yang sangat penting.

Andaikan Celine dan Dina tau alasan aku menerimanya, mungkin persahabatanku dengan mereka tidak akan bertahan sampai sekarang ini. Andaikan mereka tau seberapa beratnya resiko yang ku tanggung sendiri saat tau mereka menyukainya. Beruntung ada orang yang datang dengan memberikan ketulusannya padaku. Beruntung ada orang yang datang dengan membimbingku untuk keluar dari jurang penuh duri yang selama ini menjebakku. Terima kasih Bagus kau sudah datang dan menetap.

"Ada yang mau ditanyakan ?" ucap Bu Desi, sambil membenahi semua barang-barang yang dibawanya. "Jika tidak ada, cukup sekian pelajaran hari ini, silahkan istirahat." ucapnya. Satu persatu siswa mulai meninggalakan kelas dan menuju satu tempat yang sama, kantin.

"Fel mau ke kantin ga ? gue sama Dina mau kesana." ucapnya.

"Ayo deh." ucapku seraya berdiri dari kursi. Kami pergi kesana dan duduk di bangku kosong dekat dengan rombongan tim basket. Mereka memang selalu begitu ketika istirahat dan sudah bukan jadi tontonan yang aneh lagi jika banyak siswa perempuan yang akan tebar pesona kepada mereka. Rifan, dia ada disana tentunya. Dia juga anggota klub basket.

"Gue mau pesen baso, lo mau apa ?" tawar Dina, "Gue nasi goreng." ucap Celine. "Lo Fel ?" tanyanya.

"Gue samain aja sama Celine." ucapku.

Dina memesankan makanan kami kesana. Di meja klub basket, ada seorang perempuan disana. Jika perempuan itu duduk dekat anggota yang lain, aku tidak peduli. Tapi, dia duduk dekat Rifan. Perempuan itu. Perempuan yang sama dengan yang waktu itu meminta Rifan untuk mengajarkannya fisika. Mau apa dia ?

"Ngelamun aja." ucap Bagus membuyarkan lamunanku. Aku sedikit terlonjak kaget saat dia berkata begitu. "Kaget ogeb." ucapku seraya memukul tangannya.

"Ogeb ? apaan tuh ?" tanyanya seraya mendudukkan diri disebelahku. "Bego. Balikin aja hurufnya." ucapku.

"Pinter pacar gue."

"Gue emang pinter, emangnya lo!!"

"Gue baru nemu ada orang pacaran kaya Tom and Jerry." ucap Dina. Tak lama, Celine datang membawa bersama si bibi kantin membawa makanan kami. Sesekali mataku melirik ke arah meja dimana tim basket berkumpul. Sial, perempuan itu masih ada. Siapa dia ? genit sekali. Lihatlah, dia merona karena tak sengaja tangannya disentuh oleh Rifan. Ya Tuhan, cobaan apalagi ini.

Best friend ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang