5♚

3.4K 178 4
                                    

Seketika aku merasakan perasaan yang waktu itu aku pernah rasakan saat Celine bicara seperti ini juga padaku. Rasa yang waktu itu aku rasakan saat Celine berkata seperti ini juga, muncul lagi. Hanya air matalah yang bisa jadi salah satu penawar bagi penyakit yang satu ini. Mataku pun serasa akan mengeluarkan sesuatu, tapi aku berusaha untuk menahannya.

"Jadi lo suka sama Rifan ? Ko bisa ?" ucapku dengan nada agak tinggi.

"Gatau gue juga Fel. Tapi, menurut gue dia itu orangnya cool banget!! Beruntung deh kalo gue jadi lo Fel. Bisa deket sama dia."

"Ga juga ah, biasa aja tuh." dengan susah payah aku mengatur nada bicaraku sedatar mungkin. Aku menghembuskan nafas panjang, lalu "Din gue pulang dulu ya. Ada urusan bentar lagi, Bye."

Aku segera pulang. Meninggalkan Dina yang masih duduk disana. Menumpahkan semuanya adalah salah satu cara alternatif yang bisa dilakukan. Menangis, hanya itu yang bisa aku lakukan saat aku sampai di kamar.

"2 sahabat gue suka sama orang yang gue sayang selama 3 tahun ini. Gue harus ngapain sekarang ? Gue ga mungkin nikung mereka!! Gue juga gamau kehilangan Rifan!! Gue harus ngapain?!" racauku emosi bersatu dengan sedih dan bingung.

Drtt..Drrt..

Ponselku bergetar. Ada pesan masuk. Dari Bagus.

Awalnya aku bingung, tapi ya sudahlah, mungkin ada hal penting yang ingin dibicarakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya aku bingung, tapi ya sudahlah, mungkin ada hal penting yang ingin dibicarakannya. Tapi, apa aku harus senang ditelpon oleh Bagus ?. Lagu One Last Time terdengar nyaring di kamarku. Bagus. Ia benar menelponku.

"Halo ? " sapanya dari sebrang sana.

"Halo." sapaku

"Emm...lagi apa ?"

"Lagi diem aja. Ada apa telpon ?"

"Gak apa-apa ko."

"Ohh..."

Hening. Aku merasa canggung untuk mulai berbicara lagi. Ya jelas saja, baru kali ini aku berbicara padanya. Kami hanya berbicara lewat chat saja. Tidak pernah langsung seperti ini.

"Fel ?" tanyanya.

"Iya ?"

"Aku boleh nanya sesuatu ga ?"

"Tinggal nanya aja kali."

"Lo suka sama siapa ?"

Loh ? kenapa tiba-tiba ?

"Harus gue jawab nih ?" ucapku agak merendah.

"Bebas sih, gue iseng doang ko nanya gituan, habis dari tadi kita diem-dieman."

Best friend ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang