20♚

2.2K 91 4
                                    

          Hari ini, Bagus mengajakku ke cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, Bagus mengajakku ke cafe. Saat aku tanya kenapa tidak ke tempat yang jauh seperti biasa dia mengajakku, dia menjawab, "Cape nyetir." Aku disini sebagai pihak yang diajak hanya iya-iya saja. Toh, dia kan yang nyetir, aku ikut-ikut saja. Asal bersamanya.

"Fel inget ga ini hari apa ?" tanyanya.

"Rabu, kenapa emang ?"

Ia mendesah kecewa, terlihat dari wajahnya yang asalnya dipenuhi dengan senyuman yang terukir hingga membuatku terpana luntur begitu aku menjawab seperti itu. Tentu aku tau hari ini hari apa, hanya saja aku ingin menjahilinya.

"Oh jadi lo lupa..." ucapnya kecewa.

"Penting ga itu buat gue ?" ucapku datar.

"Menurut gue sih penting, tapi gatau kalo menurut lo." ucapnya, masih dengan menekuk wajahnya sedih.

"Lo tau sendiri kan, kalo gue ga suka nginget-nginget hal yang bagi gue ga penting." ucapku datar, lagi. Ia mengangguk paham, lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela yang ada di sebelah kami. Wajahnya sudah tidak ditekuk lagi sekarang, tapi datar. Tak menunjukkan ekspresi apapun. Tentu aku yang melihatnya terkekeh kecil.

"Gue tau lagi," ucapku, ia mengalihkan pandangannya padaku, mengerutkan dahinya, "Hari ini, hari jadi kita yang ke 1 bulankan ?" ucapku sambil tersenyum padanya.

Ia menjawil hidungku gemas, "Gue tau lo ga mungkin lupa dan gue tau tadi lo pura-pura." ucapnya seraya mencubit kedua pipiku gemas.

"Ya tapi gausah pake acaranya nyubit-nyubit segala!!" ucapku.

"Maaf." Ia terkekeh dan mulai menjauhkan tangannya, tapi ia mencuri satu cubitan lagi di pipi kananku.

"Sekali lagi." ucapnya, sementara aku, mengusap pipi kananku yang baru saja dicubitnya untuk yang kedua kalinya, "Sakit tau!!" ucapku geram, asal kalian tau cubitan makhluk aneh yang ada di depanku ini tidak bisa dibilang pelan.

"Maafin, sekali lagi boleh ga ?" ucapnya, aku memandangnya dengan tatapan menusuk dengan tidak tau malunya dia meminta lagi. "Last." ucapnya.

"Boleh, kalo lo udah siap nulis pake kaki!!" ucapku.

Aku menghela napasku, menyeruput minum yang sudah aku pesan tadi. Memandang sekitaran cafe dengan dagu yang aku topang dengan tangan kiriku. Saat aku melihat keluar melalui jendela, aku melihat Rifan dan Jenny, lagi.

Kenapa ketemu lagi sih ??

"Tom, liat keluar." ucapku, ia yang tadinya menatapku langsung mengalihkan pandangannya ke arah yang aku perintahkan barusan. Jangan lupakan sedotan yang masih tertanam dalam mulutnya. Tak lama, ia tersedak.

"Lo kenapa ?" ucapku khawatir, ia memukul dadanya beberapa kali dan mengatur laju pernapasannya.

"Minum dulu." ucapku seraya menyodorkan sedotan ke arah mulutnya, ia menerima dengan sukarela, aku taruh kembali minumannya kala ia selesai meminumnya.

Best friend ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang