"Fel, gue bakal nembak Jenny." ucap Rifan.
Oh Tuhan, cobaan apalagi ini ? batin Felly.
"Bagus dong, nanti lo ga jomblo lagi." Aku tersenyum mendengarnya. Tapi, aku tersenyum bukan karena aku senang mendengar kalimat yang terlontar dari mulutnya, hanya saja naluriku sebagai sahabat menyuruhku untuk tersenyum.
Walau pahit.
"Jadi nanti ga akan ada yang ganggu lo lagi." ujarnya sembari tersenyum jenaka.
Gue rela lo jailin sampe gue nangis, asal lo sama gue, Fan. Batinku, lagi.
"Bebas deh hidup gue, I'm free." balasku, "Udah sana lo pulang, entar si Bi Risa nyariin." titahku semata-mata hanya ingin dia pergi karena sesak ini semakin menjadi jika terus dengannya.
"Kalo gue pulang, nanti lo kangen." serunya sambil menekuk sudut bibirnya ke bawah.
Anjir, Rifan gue salah apa bisa sayang sama lo!! batinku.
"Najis dengernya, ingin muntah gue." balasku dengan sinis.
"Ya udah gue pulang, jangan kangen." Ia berdiri dan segera memasuki mobil hitam miliknya. Ia tersenyum lembut ke arahku, tidak bisa kupungkiri kalau aku masih sering jatuh dalam pesonanya.
Aku membalas senyuman itu tak kalah lembut. Senyuman untuk orang yang salah kucintai. Seorang yang seharusnya aku bantu untuk mendekati wanita pujaannya, bukan menyupah serapah orang yang ia cintai.
Malam ini, akan menjadi bukti akhir dari semuanya. Akhir dari semua perasaan yang aku pendam selama beberapa tahun ini, perasaan yang kupendam sendiri tanpa ada satu orang pun yang tau. Malam ini, ketika angin menghempaskan rambutku, aku melepasnya. Melepas sebagai orang yang aku cintai, seperti saran Mama.
Aku mengambil satu lembar kertas bercorak dari kotak yang bertuliskan It's my treasure.
28 Desember 2016
It's over.
Aku akan melepasnya, membiarkannya bersama yang lain. Jenny, I hope you can make my prince happy and always smile.
Berbahagialah,
And Rifan, thank you for coming and be someone that I love the most.
---
Waktu terus berjalan, banyak kenangan yang kami semua lewati bersama. Sekolah ramai didatangi siswa karena liburan telah berakhir. Banyak siswa yang tidak rela waktu tidurnya tersita kembali. Sementara siswa kelasku, kami semua senang datang kemari hari ini. Karena ada sesuatu tentunya.
"Anjir, loker baru!!" teriak Fandi saat masuk kelas.
"Buset udah kaya drama-drama korea ini mah!!" itu ucap Lisa.
"Paket tebel, akhirnya gue bisa naro lo disekolah, beb." itu ucap Rian yang sekarang tengah mengusap buku paket yang berjibun itu.
Tapi disaat semua sedang berteriak-teriak senang karena loker baru, ada satu orang yang tidak. Rifan.
"Hey, bro." Rian menepuk bahu Rifan, ia teman satu klub basket Rifan. Wajar kalo mereka dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best friend ?
Teen FictionBenar apa kata kebanyakan orang diluar sana. Tidak ada persahabatan murni yang terjalin antara pria dan wanita. Perasaan lebih akan muncul saat keduanya sudah nyaman satu sama lain. Kini hal itu terjawab sudah. Aku merasakannya. Ini tidak mudah dan...