Ujuhlas

1.7K 308 179
                                    

(a/n: Mulmed angkot gue ok bYe)

"Caltha, ke ruangan saya sekarang." ucap Pak Gunadi, guru BK.

Lah ada salah apaan si gue, perasaan kemaren bolos udah nyuruh si Ace buat cari alesan.

"Ace kemaren lo ijinin gue gak?"

"Gak."

"Eh dasar ya cabe bunting awas lu!"

Ace cuman cengar-cengir. Ih ngeselin bat si Ace awas aja ga akan gue kasi jawaban PR lagi dah.

Gue mengetok pintu ruang BK dengan pelan-pelan, terdengar seseorang mengatakan suruhan 'masuk' dari dalam. Ternyata di dalem udah ada Calum yang lagi duduk nyante.

"Jadi, kalian berdua kenapa kemarin membolos hm?" tanyanya.

"Emm, anu Pak, hm- kucing tetangga saya mati jadi mau ngelayat gitu iya hehe."

Anjing alasan macam apa itu aduh cacat banget dah gua. Gue membatin.

"Ohh seperti itu ya. Calum? Where were you going yesterday?" Pak Gunadi beralih ke Calum.

Yawla semoga Calum kaga bolot tolong kasi pencerahan buat otaknya yang rada dislokasi.

"I went to Upnormal, Puncak Bintang, and Lembang,"

Yes untung kaga nyebut nama gue.

"With her." lanjutnya sambil menunjuk gue.

Yha lempeng bat y ngomongnya.

Ibab.

Sumpah ye ni boca minta gue yasinin.

Pa Gunadi yang palanya kinclong abis, memunculkan muka geramnya ke gue. Tiati Pak ntar tumbuh rambut.

"Calum, Caltha! Kalian saya hukum ya! Kalian berdua harus bersihin lapangan sama toilet yang ada di seluruh sekolah!"

Bersiin lapangan mah cetek lah, wong lapangan sekolah gue seuprit. Lah kalo toilet anjir ada 4 toilet yang belom di dalemnya ada ruangan-ruangan lagi, belom itu dikali dua soalnya toilet cewek cowok. Ya kalo diitung-itung, gue bersiin 28 bilik toilet coi!

Gue mengangguk pasrah, sedangkan Calum? Masih mencerna kata-kata Pa Gunadi, lalu beberapa menit kemudia dia membelalakan matanya.

"Udah keluar sana kalian, kerjain tugasnya sampai TUNTAS." kata Pa Gunadi menekan kata 'tuntas'.

Yeu biasa aja kle.

"Kita bersiin lapangan dulu aja ya Cal." kata gue ke Calum yang dibalas dengan anggukan.

Setelah mengambil sapu lidi, pengki, dan sebuah kantong kresek, gue sama Calum beranjak dari dapur menuju lapangan.

"Nih yak, lo kumpulin daun sebelah sana, gue sebelah sini, okay?"

"Okay."

Gue mulai mungut-mungutin daun-daun kering yang entah berasal dari mana soalnya di lapangan gue ga ada pohon. Apaqa ini daun ilahy?

Setelah kekumpul banyak daunnya, gue masukin ke kantong kresek yang dah tadi gue sama Calum ambil. Sejam berlalu ga kerasa udah mau selesai. Selesai lapangan doang maksutnya yha.

Dan kalian smwa harus tau bahwa ini panas banget coi walaupun masih jam 9. Lima belas menit lagi, bel istirahat bakal bunyi. Syukur yak bisa makan dulu gue sebelum berkutat ama toilet-toilet yang menajiskan.

Selesai istirahat, Calum nyamperin gue bermaksud melanjutkan hukuman yang diberikan Pak Gunadi. Gue mengangguk lesu lalu mengikuti Calum.

"Hey, jangan menggerutu." nasihat Calum tiba-tiba saat gue lagi ngedumel ga jelas.

Found | c.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang