#28 After Storm

5.3K 419 99
                                    

#28 After Storm
Mine
LeeHyunRa
Caramel Macchiato
wonwoobee

Kill me softly
Close my eyes with your caress
I can‘t reject it anyway
I can‘t even escape anymore
You are too sweet, too sweet
Because you are too sweet
[Blood Sweat and Tears – BTS]

Yein menangis dalam sepi.

Ya, setelah Yein keluar dari tempat memuakan itu lengkap dengan hati yang tergores sempurna – Yein memilih untuk melangkahkan kakinya tak tentu arah.

Yein tak tahu ia harus pergi kemana, namun satu hal yang pasti - Yein kini merasa sakit dan kecewa akan sikap Jungkook.

Dimaki oleh kekasih sendiri ditempat umum, dipanggil jalang oleh kekasihmu sendiri – tidakkah itu memalukan dan menyakitkan?

Yein pikir, Jungkook telah berubah dan telah mencintai dirinya dengan sepenuh hati, tapi apa ini? Yein salah.

Yein bodoh, bagaimana bisa Yein percaya dengan mulut manis si brengsek itu?

Mabuk, bercumbu dengan gadis lain dan sekarang memanggil Yein jalang? Cukup sudah. Yein menyerah.

Yein sadar sampai kapanpun – Jungkook tak akan berubah.

Sekali brengsek tetap brengsek.

Tak kuat menopang rasa sakit yang kini mendera tak hanya fisik namun juga batin, tubuh Yein pun seketika merosot dan terduduk pasrah disalah satu sudut halte.

Yein lemah.

Yein menangis.

Ingin rasanya Yein memaki, menjambak dan menampar Jungkook detik ini juga. Melampiaskan semua sesak yang saat ini menyiksa batinnya.

Jungkook keterlaluan.

Sangat.

Dia brengsek.

Entah telah berapa banyak liter air mata yang malam ini Yein tumpahkan secara sia-sia hanya untuk seorang pria tak berhati semacam Jungkook.

Yein bodoh – ya dan sialnya, Yein baru menyadarinya malam ini.

Menapa Yein harus jatuh cinta pada pria brengsek itu?

Ditengah acara menangis yang terdengar sangat pilu bagi siapapun yang mendengarnya – kini langit pun seolah mencela Yein habis-habisan. Bagaimana tidak, hujan tiba-tiba saja turun dengan derasnya dan menambah kesedihan Yein saat ini.

Layaknya sebuah drama, malam ini Yein menangis seorang diri – diiringi suara derasnya hujan yang seolah menemai kesendiriannya.

--

Hujan.

Itulah yang dirutuki oleh Winwin yang saat ini baru saja menyelesaikan acara belanja bulanannya. Ya, setelah memutuskan untuk tinggal di apartemennya seorang diri – Winwin pun mau tak mau harus bisa mengurus semua kebutuhannya sendiri.

Ini bukan di Beijing atau rumah keluarganya di Hongdae – yang dipenuhi belasan pelayan yang siap diperintah kapanpun Winwin mau.

Ini berbeda.

Winwin telah meyakinkan dirinya sendiri untuk hidup mandiri – dan inilah adanya.

Derasnya hujan malam ini berhasil membuat kaca depan mobil Winwin menjadi buram dan tak jelas menampilkan jalanan yang harusnya terbentang dihadapannya.

Merasa bahwa perjalanannya ini akan sangat berbahaya dan Winwin pun masih sayang dengan hidupnya – mengingat sampai detik ini Winwin belum mendapatkan Yein kembali. Winwin pun memutuskan untuk memakirkan mobilnya disamping halte yang terlihat sepi – dan menunggu hujan hingga reda.

Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang