#9 Fortune

9.5K 566 64
                                    

#9 Fortune
Mine
LeeHyunRa
Caramel Macchiato
Wonwoobee

Kill me softly
Close my eyes with your caress
I can‘t reject it anyway
I can‘t even escape anymore
You are too sweet, too sweet
Because you are too sweet
[Blood Sweat and Tears – BTS]

“Akan ku buat kau tak bisa berjalan, Jung Yein..”

.
.

Dengan langkah yang menggebu, Jungkook segera memasuki kediamannya dan langsung disambut oleh beberapa pelayan yang dengan setia menunggu sang majikan pulang. Tanpa mengindahkan sambutan tersebut, Jungkook dengan segera merangsek ke kamar Yein yang sialnya berada diujung rumah ini. Jungkook bersumpah, mulai besok gadis itu harus tidur di kamarnya.

Setelah melewati beberapa lorong, Jungkook pun akhirnya tiba didepan pintu kamar Yein. Tanpa perlu mengetuk, Jungkook dengan segera memasuki kamar yang didominasi oleh warna biru ini.

“YE-“

Panggilan Jungkook seketika terputus, saat kedua netranya dengan jelas menangkap sosok Yein yang kini tengah menutup matanya sempurna. Yein tidur. Melihat Yein tak berdaya seperti itu – entah mengapa membuat amarah Jungkook menguap seketika.

Wajah itu begitu polos dan tanpa dosa.

Membuat Jungkook lupa akan amarah yang sebelumnya ia rasa.

Niat Jungkook untuk mendekati sosok Yein yang tengah tertidur pun sialnya harus terhenti saat sebuah suara tiba-tiba menghentikannya.

“Tuan Jungkook, apa yang anda lak-“

Jungkook membeku matanya menutup geram. Tak lama Jungkook berbalik dan matanya menangkap sang pemilik suara yang sialnya adalah Eomma Yein. “Jung Ahj- Tungu, Ahjumma mau kemana?” heran Jungkook saat matanya menangkap sesuatu yang janggal. Jung Ahjumma bersama dua koper besar.

“Ahjumma mau pergi?”

Jung Ahjumma menunduk, “Maaf Tuan, sebelumnya Ahjumma telah meminta izin pada Nyonya dan Tuan untuk pulang kampung. Kesehatan kakek Yein tiba-tiba memburuk”

“Pulang kampung?” ulang Jungkook tak percaya.

Jung Ahjumma menangangguk, “Iya tuan”

“Lalu Yein?” tanya Jungkook takut – sangat. Bagaimanapun Yein adalah mainan Jungkook sekarang dan Jungkook tak akan mungkin melepaskan mainan cantiknya itu. Tidak. Yein harus berada didekat Jungkook apapun caranya.

“Dia juga akan ikut Ahjumma?” tebak Jungkook asal.

Jung Ahjumma tersenyum. “Tidak Tuan, Yein akan tetap disini. Bagaimanapun Yein baru saja memulai sekolahnya. Yein akan menggantikan Ahjumma disini untuk sementara”

“Jadi, jika Tuan membutuhkan sesuatu – Tuan bisa meminta bantuan Yein. Tuan tak keberatan bukan?”

Bagaikan mendapat lotre, Jungkook tak bisa menyembunyikan senyum kemenangannya. Yein akan tetap disini dan Jung Ahjumma pergi? Bukankah ini bagus. Ini berarti Jungkook bisa menyentuh Yein kapanpun dan dimanapun sepuasnya – tanpa harus takut tertangkap basah oleh Eomma Yein. Tanpa sadar seulas senyum kelegaan pun kini terpatri di paras tampan Jungkook.

“Baiklah, Hati-hati Ahjumma. Aku akan meminta Lee Ahjussi untuk mengantar anda” ujar Jungkook ramah dan penuh perhatian.

“Astaga, anda tak perlu melakukan hal itu Tuan. Saya bisa naik bis”

“Tidak Ahjumma. Ini masih dini hari, lebih baik Lee Ahjussi yang mengantar Ahjumma”

Mendapat kebaikan seperti ini, tentu saja membuat Jung Ahjumma menjadi sangsi untuk menolak kebaikan sang majikan. “Baiklah, Terimakasih Tuan”

Mine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang