07.00 wib
Ini masih terbilang cukup pagi. Bahkan sangat pagi namun gadis yang beberapa waktu lalu mengiriminya Chat, kali ini mendatangi Deva dan menyodorkan sekotak makanan kehadapan lelaki itu dengan wajah tenangnya. Seolah tidak ada yang salah dengan memberikan Deva sarapan pada jam 7 pagi. Di mana sebelumnya tak pernah ada yang melakukan itu padanya.
"Apaan?" Tanya Deva pura-pura tolol.
"Brownies bikinan gue. Ada susu beruangnya." Gadis itu tanpa aba-aba langsung melepaskan kotak bekal yang di sodorkannya begitu saja. Membuat Deva refleks menangkapnya. "Lo apaan sih?" Tegurnya sewot.
"Lagian lama amat ngambilnya." Ujar gadis itu kemudian duduk begitu saja di samping Deva. Tempat yang dulunya di tempati Davi, namun sekarang sudah kosong tak berpenghuni.
"Lo di kelas ini?" Deva membuka kotak makanannya. Brownies cokelat itu nampak menggugah perutnya. Di sampingnya terdapat susu beruang yang di batasi oleh sekat plastik tempat makan tersebut.
Gadis itu mengangguk, "Gue duduk sebelah lo boleh?"
Deva langsung mengambil potongan brownies dari dalam tempat makan itu, "Jadi ini sogokan biar gue mau duduk sama lo?" Tanya Deva sebelum akhirnya menggigit kue di tangannya. Lelaki itu sempat berhenti mengunyah ketika di rasakannya manis, gurih yang pas menyebar di seluruh rongga mulutnya. Membuatnya terkagum untuk beberapa detik, kemudian kembali mengunyahnya.
"Enggak, gue aja baru tau kalo kembaran lo gak sekolah lagi." Thalita pun tiba-tiba memajukan wajahnya ke hadapan Deva yang sedang makan, "Dia makin parah ya?" Tanya gadis itu penasaran.
Wajah Deva pun langsung berubah masam, "Gak usah kepoin ade gue."
Mendengar jawaban Deva yang acuh pun benar-benar mematahkan semangat Thalita, kenapa juga lelaki itu bisa berubah 180 derajad dari sebelumnya? "Waktu itu aja cerita panjang lebar, sekarang mendadak jadi misterius."
"Itukan gue mabok."
"Iya paham." Thalita pun menyandarkan tubunya dan meletakkan tasnya di atas meja. Gadis itu tak tau kalau bukan mabuklah yang menjadi alasan utama Deva. Melainkan fakta kalau gadis itu sudah memiliki kekasih. Deva hanya tak ingin terbawa suasana dengan 'milik orang lain'.
Tangan gadis itu bergerak merogoh tasnya kemudian mengeluarkan sebuah kotak makan tranparant dari dalam sana. Deva dapat melihat jelas isi dari kotak makan itu. Hanya cokelat M&M yang cukup banyak. Gadis itu mengingatkan Deva dengan film sherina.
"Sherina wanna be nih ceritanya?" Ucap Deva sambil membuka susu beruangnya.
"Gue gak bisa makan sembarangan, jadi ya cemilannya ini aja." Jawab gadis itu menjelaskan yang di balas dengan anggukan kepala oleh Deva.
Thalita membuka tempat makannya kemudian menawarkan Deva. Dan karena lelaki itu menggeleng, Thalita pun memakan sendiri bekalnya.
"Emang kenapa gak bisa makan sembarangan?" Tanya Deva penasaran.
Gadis itu menyentuh perutnya saat menjelaskan, "Lambung gue gak bersahabat," kemudian menyentuh lehernya, "Tenggorokan gue apa lagi."
"Tapi bisa makan cokelat? Bukannya bikin batuk?"
Thalita tiba-tiba saja memutar bola matanya, hal yang tak Deva kira akan gadis itu lakukan. "Stop asking, sekarang lo yang kepo sama gue."
Deva berdeham, kemudian lansung melemparkan pandangannya kesegala arah kecuali kearah gadis itu. Tangan kanannya terangkat mengangkat susu di tangannya, kemudian menenggaknya habis. Di bilang seperti itu, Deva jadi malu sendiri. Awalnya ingin bersikap cuek, namun nyatanya penasaran juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other Half
Teen FictionIni hanya tentang si kembar Davi dan Deva. Dimana yang satu berjuang untuk hidup dan yang satunya lagi tak ingin kehilangan