Dan akhirnya harus ku lepas pergi.
Karena nyatanya sakit itu tak berhenti berkulminasi.
Meradang di hati, membuncahkan kesesakan.
Dan telah ku legitimasikan, kau hanyalah manifestasi dari kekalahan.Dan akhirnya ku lepas menjauh.
Semua keniskalaan dirimu selama ini telah menamparku keras-keras.
Membuat hatiku menjerit, ingin menghentikan afeksi untukmu yang tiap harinya membesar.
Intuisiku berteriak, kebersamaan kita hanyalah ilusi semata.Dan akhirnya kamu telah pergi.
Kulminasi luka itu telah berhenti.
Karena sang penabur pedih tak lagi disini.
Meninggalkan jejak mati rasa di hati.
Tak apa, setidaknya, tak akan ada lagi elegi patah hati.4-01-2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Kulminasi Rasa
Poetry(Complete) Dan pada kesempatan sisa-sisa hujan terakhir di bulan September aku meminta, berdoa, sekiranya mampukah semesta barangkali sekali saja mendengar laungan doa-doa panjangku. Yang berisi tentang kamu, rangkaian doa yang masih memintamu untuk...