Punggungnya tegap, matanya kelam
Senyum manis, aku terpana
Dia jauh, dia di ujung sana
Aku datang, namun dia ditelan malamDia jauh, terlalu jauh
Dialah Teruna di ujung angan
Dia sosok pujaan, dia yang menciptakan kenestapaan
Dia yang aku paksa genggam, dia yang datang untuk singgahDia Teruna di ujung angan
Aku meratap, lalu mengemis cintanya
Aku mengejar, namun jarak membentang kita
Aku telah agonia, dan tergugu memunguti kenanganWahai, Teruna di ujung angan
Nona malang ini rindu, nona malang ini sakit atmanya
Menjelmalah kamu, menjelma jadi nyata
Selesailah sudah, selesai tinggal di angan9-08-2017
AN: Haloo, masih adakah yang baca lapak puisi berdebu ini? Maafkan saya yang akhir-akhir ini terlalu malas buat nulis di wattpad wkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulminasi Rasa
Poetry(Complete) Dan pada kesempatan sisa-sisa hujan terakhir di bulan September aku meminta, berdoa, sekiranya mampukah semesta barangkali sekali saja mendengar laungan doa-doa panjangku. Yang berisi tentang kamu, rangkaian doa yang masih memintamu untuk...