Teruntuk Januari

683 55 4
                                    

Hai Januari,

Banyak hujan yang datang menemaniku tiap harinya, menyatu pada setiap langkahku berjalan, mengunci pandanganku ke langit yang sangat sering menumpahkan tangis.

Hai Januari,

Hawa dingin menusuk kulitku, angin musim hujan membuat air mataku mengering. Dan sekarang aku pun bingung, harus berterimakasih atau malah membenci kehadiranmu, wahai Januari?

Dan sekali lagi,

Nyatanya sama saja seperti Januari tahun lalu, luka ini menganga sebegitu lebarnya, sakit ini masih terus berkulminasi setiap malamnya.

Oh tidak, ada yang beda.

Tak ada lagi ada air mata yang nampak secara terang-terangan.

15-01-2017

Kulminasi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang