Hampa jiwanya tersenyum pahit
Pandangan kosong menyiratkan segala arti
Telah luruh wajahnya yang hipokrit
Tampaklah jiwa sudah lama matiIa terluka parah
Tangis deritanya menyayat hati
Melahirkan melodi merintih pedih
Sakitnya makin berkulminasi, lengkara akan terobatiTakdir tertawa keras, berhasil mempermainkannya
Bolehkah sekarang ia menyerah?
Membiarkan dunia menjatuhkannya
Agar mereka bahagia, ia telah kalahIntuisinya berucap tak boleh pasrah
Namun hatinya telah berteriak kencang
Ia berdoa, meminta tuhan menunjukkan arah
Karena hanya tuhan yang ia punya sekarang.---------------------
Saya dedikasikan puisi ini untuk kak inggridsonyaaa karena saya baru saja menamatkan Revered Back untuk yang ke-sekian kalinya. Sebelumnya, saya ingin minta maaf kalau puisi saya ini belum sebagus punya kakak.
5-01-2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulminasi Rasa
Poetry(Complete) Dan pada kesempatan sisa-sisa hujan terakhir di bulan September aku meminta, berdoa, sekiranya mampukah semesta barangkali sekali saja mendengar laungan doa-doa panjangku. Yang berisi tentang kamu, rangkaian doa yang masih memintamu untuk...