Gapai, aku mulai menggapai
Hadirmu masih jelmaan abu-abu
Dan kita hanya bertahan pada titik jenuh
Berwujud abstrak, membingungkanGapai, aku menggapai-gapai
Kau jauh, ditelan absurditas
Aku jatuh, dihempas gelombang harapan
Namun kau diam, semakin menjauh dari jangkauanGapai, aku belum juga sampai
Kau dimana? Nyata atau tidak?
Kau dimana? Apakah beranjak hilang?
Aku lelah, tuan, aku lelah menggapaiGapai, tapi tak sampai
Aku terjembab lagi, terus terjembab
Gapai, mustahil sampai
Aku berdarah, kamu tertawa12-06-2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Kulminasi Rasa
Poetry(Complete) Dan pada kesempatan sisa-sisa hujan terakhir di bulan September aku meminta, berdoa, sekiranya mampukah semesta barangkali sekali saja mendengar laungan doa-doa panjangku. Yang berisi tentang kamu, rangkaian doa yang masih memintamu untuk...