1 - Pertemuan

2.5K 200 147
                                    

Mulmed: Shania Ardana

***

Sebuah mobil BMW berwarna putih memasuki halaman sekolah ternama di Jakarta bernama SMA Prisma Jaya. Seorang gadis berambut panjang coklat dan seorang pria berperawakan tinggi, rahang yang tegas dan dengan gaya urakan turun dari mobil tersebut.

“Pagi ka Arga,” sapa salah satu siswi. Pria itu hanya menanggapi dengan senyuman saja.

Ya, dia Arga Winata yang terkenal memiliki gelar ‘badboy’ di SMA Prisma Jaya karena kelakuannya yang sering membuat ulah. Arga mempunyai kakak yang juga alumni disini.

Dia bernama Alfharizky Winata. Alfha juga merupakan badboy pada angkatanya, maka dari itu mungkin sifat Alfha menurun pada adiknya.

Meskipun begitu, Arga termasuk badboy yang hanya batas wajar. Arga tidak merokok maupun mengonsumsi obat-obat terlarang. Dia digemari banyak siswi di sekolahnya.

Arga juga masuk jajaran ‘The Most Wanted Boy’ karena parasnya dan juga jabatannya sebagai ketua tim basket SMA Prisma Jaya.

“Gak usah sok ganteng gitu deh. Jijik gue liatnya,” ucap seorang gadis yang berada di sampingnya yang bernama Shania Ardana.

Shania menetap sebagai sahabatnya sejak mereka berumur 7 tahun. Mereka berdua sangat dekat, sehingga keduanya mengetahui sifat masing-masing satu sama lain.

Bahkan, orang tua Shania pun sudah menganggap Arga sebagai anaknya. Sebaliknya, orang tua Arga juga menganggap Shania adalah anak perempuannya.

Mereka berdua pagi ini sedang berjalan berdampingan di koridor. Di setiap waktu, tak jarang memang, kedua makhluk ini selalu meributkan hal-hal kecil yang kadang tidak masuk akal karena ulah Arga.

“Emang gue ganteng. Sirik aja lo. Gak ada yang nyapa yaa,” ledek Arga.

“Enak aja fans gue banyak kali, lo aja yg gak pernah liat," elak Shania.

“Mana coba? gak ada tuh yang nyapa lo,” ucap Arga sambil menunjuk siswa-siswi yang berada di koridor.

‘Iya sih kok gak ada ya, yang nyapa gue’ batin Shania.

“Huu jones sih lo,” ledek Arga sambil menarik ikat rambut Shania yang diikat seperti buntut kuda sehingga rambut panjangnya menjadi tergerai bebas.

“Argaaa lo tuh ya jail banget sih, gue tuh udah ngiket rambut ini rapih-rapih dan sekarang lo seenaknya narik rambut indah gue tau gak,” omel Shania dengan meninju lengan bagian atas Arga.

Arga hanya tertawa seakan-akan tidak berbuat salah. Arga memang menyukai ekspresi wajah Shania saat marah karena ulahnya.

“Cerewet banget sih lo, sini gue benerin deh.” Arga pun berjalan mendekati Shania sehingga posisi mereka sangat dekat.

Dan tiba-tiba Arga mengalungkan lengannya ke belakang leher Shania untuk mengikat rambut Shania yang tergerai, sehingga posisi mereka seperti berpelukan. Aroma mint dari tubuh Arga pun sangat jelas tercium olehnya.

“Cie yang blushing,” ledek Arga sambil menusuk-nusuk pipi Shania jail setelah mengikat rambutnya.

“Apaan sih! Abisnya lo posisinya kayak meluk tau. Terus depan umum gini, kan gue malu," ucap Shania sambil menangkup wajahnya.

“Siapa yang meluk lo? Ge-er banget lo.” dengan mencubit pipi Shania yang sedang merah merona.

“Tapi kan lo bisa nguncir rambut gue lewat belakang, Arga!” omel Shania dengan bibir yang mengerucut kedepan.

Stay or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang