Rezzi membuka pintu dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Sesaat langkahnya terhenti dan matanya langsung tertuju pada makanan ringan yang berserakan. Rezzi pun menghela nafas.
Rezzi kembali berjalan dan menggantung jaketnya. Rezzi lalu naik ke atas kasur dan duduk bersandar pada bantal yang ia jadikan sandaran punggungnya.
“Dari mana mas bro?”
Mata Rezzi melirik pada Danu yang sedang menghadap pada layar televisi dan jarinya bergerak menekan-nekan tombol pada stik playstation milik Rezzi.
“Anjir lo kok nyerempet gue sih?” sungut Danu.
“Lo nya aja bego siapa suruh gak ngehindar.”
“Ya kan gue tadi cuma ngelirik sebentar, licik lo ah Gam.” Danu menekan tombol pause dan meletakkan stik playstation miliknya di lantai.
“Udah ah gue males main sama lo. Mending gue chat-an sama lima pacar gue.” Danu berdiri dan melemparkan tubuhnya pada kasur king size milik Rezzi dan mengeluarkan ponselnya.
Agam tertawa melihat Danu yang kesal karena alasan yang tidak masuk akal unuk kekalahannya.
Agam memutuskan untuk berhenti bermain juga dan mematikan layar monitor.
“Lo dari mana Rez? Gue sama Danu nungguin lo tau dari jam lima,” tanya Agam setelah membalikkan kursi belajar dan duduk menghadap Rezzi.
“Latihan,” jawab Rezzi singkat.
Agam mengerutkan keningnya. “Latihan apaan? Basket? Kok gue gak tau ada latihan.”
“Bukan, musik.”
“Banyak ceweknya gak?” tanya Danu antusias.
Agam beralih memandang Danu “Otak lo adanya cewek doang Nu? Cewek lo udah lima. Masih aja lo mau cari lagi. Dapet karma tau rasa lo.”
“Cowok ganteng mah bebas, Gam,” jawab Danu santai dengan jarinya bergerak cepat menekan-nekan layar handphonenya.
Agam hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Danu. Mata Agam beralih kembali pada Rezzi yang dilihatnya sekarang sedang melamun.
“Zi! Woy! Lo lagi ngelamunin apa sih?” tanya Agam.
Rezzi tersentak dan menggeleng untuk jawaban.
“Lo tadi sama cewek ya? Terus kepikiran?” goda Danu.
Rezzi malah mengerutkan keningnya dan kemudian ia mengedikkan bahunya.
“Wah kayanya ini bener deh tadi lo jalan sama cewek. Siapa Zi? Cantik gak?” tanya Danu beruntun. Danu langsung meletakkan handphonenya yang menyala dan langsung memajukan tubuhnya mendekat pada Rezzi. Jarang-jarang Rezzi bersama cewek.
Alhasil Rezzi mendorong kening Danu dengan telunjuknya agar menjauh.
“Dia mana tau cewek cantik bego. Dia taunya yang cantik ‘kan cuma tiga. Alena, mamahnya, sama mantannya.”
“Oh iya gue lupa. Eh ngomong-ngomong mantan lo apa kabar ya Rez?” tanya Danu.
“Gak usah bahas dia,” ucap Rezzi tegas.
Agam melotot pada Danu memberitahu bahwa pertanyaan yang Danu lontarkan tidak perlu dibahas. Danu menutup mulutnya merasa bersalah. Dia kelepasan.
-0-
Komando dari pemimpin upacara membuat siswa-siswi segera membuka topinya dan bergegas membubarkan diri.
Sebagian besar mereka pergi ke kelas dan sebagian kecilnya pergi ke kantin untuk membeli minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave
Teen Fiction[REVISI SETELAH CERITA BERAKHIR] "Mencintai dia sama hal nya saat gue mencintai salah satu bintang di langit tapi gak pernah bisa buat gue sentuh bahkan gue gapai. Tapi gue tetap setia di bawah sini buat liat dia walau rasanya cuma bisa mandang dari...