Mulmed: Rezzi Adinata
***
Malam ini Shania merasa aneh dengan suasana rumahnya karena setiap malam, Arga selalu berada di balkon kamarnya yang menghadap ke balkon kamar Shania. Setiap malam mereka pasti mengobrol entah hal apa itu. Tetapi malam ini Arga absen, ia tidak ada kabar sama sekali. Padahal tadi siang, Shania masih mengobrol dengannya. Apa mungkin Arga marah karena Shania menolak dia antarkan pulang?
Shania pun mengangkat tangan dan mengambil handphone-nya yang berada di nakas. Ia lalu membuka chat nya dengan Arga.
Shania Ardana : Argaaaaaa.
10 detik, 1 menit, 5 menit namun tak ada balasan juga dari Arga.
Shania pun menghela nafas lelah.Shania Ardana : Heiiii
Shania Ardana : Lo dimana?
Shania Ardana : Ar
Shania Ardana : Ga
Shania Ardana : Lo ngapain sih?
Shania Ardana : Lo marah ya sama gue?
Shania Ardana : Gue lompat nih dari balkon.
Shania Ardana : Arga bales dong plis jangan bikin gue khawatir gini!Walaupun Shania spam Arga seperti itu tetap saja tidak ada balasan darinya bahkan dibaca saja tidak oleh Arga.
Shania Ardana : Arga sumpah ya lo ngeselin banget.
Shania takut Arga marah padanya karena kejadian saat pulang sekolah tadi dan pikirannya pun sudah berpikir yang tidak-tidak tentang Arga.
Shania yang sudah memakai piyama tidurnya pun bangkit dari tempat tidurnya dan langsung menuruni tangga.
“Mau kemana kamu Shan?” tanya Sarah --Bundanya-- yang sedang menonton TV bersama Danial, suaminya.
“Ke rumah Arga, Bun.” dengan mencium pipi Ayah dan Bundanya.
-0-
Saat Shania sampai di depan rumah Arga yang hanya berjarak beberapa langkah dari rumahnya, Ia pun langsung menekan bel. Selang beberapa detik, pintu pun terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang sudah sangat dikenal olehnya.
“Bi, Arga mana?” Shania bertanya dengan wajah khawatir.
“Tadi Bi Ana mah liat den Arga pulang sekolah langsung ke kamarnya, Non.”
“Makasih ya Bi,” ucap Shania.
Setelahnya Ia langsung memasuki rumah keluarga Winata itu. Shania sudah sangat sering keluar-masuk rumah Arga tanpa izin karena sudah kurang lebih sepuluh tahun, ia dan Arga menjadi sahabat dekat. Bahkan orang tua mereka pun menjadi kolega bisnis.
Setelah sampai di depan pintu kamar Arga, Shania pun langsung mengetuk pintu. Namun setelah ia mengetuk pintu itu beberapa kali, tidak kunjung dibuka. Ia pun langsung membuka pintunya.
“Shania?” ucap Arga terkejut saat keluar dari dalam kamar mandi.
Arga kaget karena Shania tiba-tiba berada di rumahnya bahkan di dalam kamarnya.
“Darimana?” kata Shania dengan nada bicara yang dingin. Ia melipat tangannya di depan dada dan menatap Arga tajam.
“Dari kamar mandi," jawab Arga.
“Gak lucu.”
Arga tau Shania saat ini pasti sedang marah karena pasti ia saat ini sedang melihat memar yang ada di wajahnya. Ia dapat melihat kemarahan Shania dari kilatan mata coklat itu.
“Shan, jangan marah dulu ya,” mohon Arga dengan tangan yang ditangkupkan di depan wajahnya, “sakit nih muka gue kena pukul anak-anak Garuda.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave
Teen Fiction[REVISI SETELAH CERITA BERAKHIR] "Mencintai dia sama hal nya saat gue mencintai salah satu bintang di langit tapi gak pernah bisa buat gue sentuh bahkan gue gapai. Tapi gue tetap setia di bawah sini buat liat dia walau rasanya cuma bisa mandang dari...