Shania tidak habis pikir dengan kelakuan Arga. Arga selalu bisa membuatnya khawatir. Selalu bisa membuat Shania berpikir negatif tentang apa yang akan dilakukanya di luar sana.
Dari kecil, Arga memang suka berbuat sesuka dirinya. Ia suka berlari kesana-kemari, memanjat pohon mangga di halaman rumah Shania pada saat azan subuh berkumandang sampai mencabuti kebun bunga milik tetangga hingga tak tersisa.
Pernah saat di malam itu, keluarga Arga dan Shania mengadakan makan malam bersama di rumah keluarga Winata.
Semua sudah berkumpul kecuali Arga kecil yang saat itu belum pulang dari kegiatannya setiap hari, main bersama temannya.
Saat Arga datang, semua orang di ruang makan itu langsung berteriak kaget. Mereka takut sekaligus memandang jijik pada Arga. Bukan, bukan pada Arga mereka memandang seperti itu, lebih tepatnya ke arah seekor hewan yang ada di lengan anak itu.
Seekor hewan yang bisa membuat semua orang merasa jijik. Seekor hewan yang bisa membuat semua orang melompat tinggi karena kaget. Dan seekor hewan yang bisa membuat semua orang tidak nafsu makan pada malam itu.
Seekor katak bertengger di lengan Arga.
"Shit!" umpat Shania kesal saat suara operator terdengar kembali. Arga tidak menjawab teleponnya.
Shania tidak berhenti memainkan jemarinya pada benda pipih di genggamannya. Semenjak tadi, saat Shania mencari Arga di sekolah sampai sekarang Shania sedang dalam perjalanan pulang di taksi, ia tidak henti-hentinya menelepon Arga. Mencari kabar dari lelaki itu. Hasilnya nihil, tidak satupun panggilan Shania diangkat olehnya.
Setelah taksi sampai di depan gerbang rumahnya, bukannya pulang ke rumah, Shania malah langsung berlari ke rumah Arga yang berada tepat di sebelah rumahnya.
Tok...tok...tok
Shania mengetuk pintu utama rumah Arga dengan tidak manusiawi. Padahal, Ia seharusnya tidak perlu mengeluarkan tenaganya seperti itu, karena di sana terpasang bel rumah. Yang sekali tekan saja, Bi Ana pasti segera membukakan pintu.
"Bi, Arga mana?" tanya Shania segera setelah pintu dibuka.
"Astagfirullah." Bi Ana mengelus dadanya kaget "non Shania teh bikin kaget Bibi aja... si Aden mah belum pulang neng."
"Belum pulang?" tanya Shania memastikan
Bi Ana menganggukan kepala. "Ho-oh"
"Ya udah deh Bi, nanti kalau Arga pulang tolong telepon saya ya."
Bi Ana hanya mengangguk. Dan setelah itu, Shania berbalik dan berjalan pulang ke rumahnya. Bergegas mandi. Untuk menenangkan pikiran.
-0-
*Group Chat*
Danu mengubah nama grup 'Danu Tampan, aa Eji ke laut aja'
Danu Mahandaru : P
Danu Mahandaru : P
Danu Mahandaru : P
Danu Mahandaru : Enibadi Hom?
Danu Mahandaru : Danu tampan dtg
Danu Mahandaru : Npngkrong kuy!
Danu Mahandaru : Nlongktong
Danu Mahandaru : Yaela typo mulu aku
Danu Mahandaru : EH GAPAPA DENG ORG GANTENG MAH BEBAS HEHE
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave
Teen Fiction[REVISI SETELAH CERITA BERAKHIR] "Mencintai dia sama hal nya saat gue mencintai salah satu bintang di langit tapi gak pernah bisa buat gue sentuh bahkan gue gapai. Tapi gue tetap setia di bawah sini buat liat dia walau rasanya cuma bisa mandang dari...