9 - Hampir Fatal

820 50 3
                                    

Mulmed: Arga Attala Winata

Itu ceritanya outfit yg dipake Arga di chapter ini yaa.

***

Suara derungan dari kedua motor sport terdengar saling sahut menyahut. Mata mereka saling menunjukkan bahwa mereka ingin kemenangan. Mereka ingin menunjukkan bahwa merekalah yang dapat meraih itu.

Satu orang, ingin membuktikan bahwa Ia tidak akan kalah dari lawannya dan satu orang yang lain ingin membuktikan bahwa Ia tidak suka diremehkan dan ditantang. Egois memang. Tapi Arga tidak bisa diam saja saat Revo selalu menantangnya dan menganggapnya ‘pengecut’.

Satu kata yang membuat Arga mau melakukan hal yang berbahaya. Balapan.

Sebenarnya niat Arga datang ke sini memang ingin balapan dengan Revo. Tetapi, saat Agam mengatakan bahwa Shania mengkhawatirkannya dan Ia pun memang lupa akan mengatakan ini pada Shania. Arga jadi sedikit khawatir dengan keadaan cewek cerewet itu.

Dan saat ini, Arga dan Revo sudah siap di dalam motornya masing-masing.

Brum...brum...brum

Seorang perempuan berjalan ke tengah-tengah motor Arga dan Revo untuk memulai balapan. Mereka akan balapan motor bukan balapan mobil. Itu juga atas permintaan Revo.

Arga tahu bahwa Revo ingin menang karena Revo tidak terlalu mahir balapan dengan mobil. Arga menyetujui saja karena ia mahir balapan dengan keduanya, balap motor dan mobil.

Arga memang jarang datang ke sini. Tetapi pasti semua orang yang sering datang ke area balap ini, pasti kenal dengannya. Terbukti dengan kemenangannya berturut-turut saat Ia balapan.

Tentu saja tanpa sepengetahuan Shania.

Ready? One ... two ... three... ” perempuan dengan baju merah itu bersiap mengibaskan bendera.

“Maafin gue Shan,” gumam Arga.

Go!” serunya. Perempuan itu mengibaskan bendera tanda untuk memulai.

Mendengar hitungan selesai, kedua motor itu langsung melaju dengan cepat. Kecepatan dari kedua motor merah milik Arga dan motor putih milik Revo melaju cepat di atas rata-rata. Seolah-olah ini perlombaan hidup dan mati mereka. Seolah-olah ini ajang harga diri mereka dipertaruhkan.

Motor Arga dan Revo saling mendahului. Namun motor sport merah yang dikendarai Arga itu lebih cepat. Arga berhasil mendahului Revo.

“Sial!” Revo menggertakan giginya kesal.

Namun saat sedikit lagi akan sampai di garis finish, Shania tiba-tiba saja berada dalam benak Arga. Saat Shania marah, saat Shania sedang menasihatinya untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif dan saat Shania mengobati setiap lukanya. Ucapan Shania tiba-tiba terlintas di kepalanya.

Arga yang sedang memikirkan Shania tidak sadar bahwa di depannya ada tikungan tajam yang siap menghadangnya.

Seharusnya Arga membelokkan motornya di tikungan itu, tetapi ia tidak fokus. Arga baru tersadar saat dirinya keluar dari lintasan. Arga pun membanting stirnya dan menabrak pohon besar yang ada di depannya.

Brukk

Suara hantaman keras terdengar. Arga terjatuh dari motornya dengan tangan kiri yang tertindih. Orang-orang yang berada di garis finish langsung berlarian menghampiri Arga yang terjatuh.

“ARGA!” teriak Daris kaget.

Arga pingsan saat kepalanya terbentur dengan aspal. Walaupun mengenakan helm tetapi benturan yang cukup keras itu mampu membuat Arga tak sadarkan diri. Kepalanya mengeluarkan cukup banyak darah.

Stay or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang