23 - Bukan dia kan?

536 32 1
                                    

Kaila memasuki rumah minimalis putih yang terdapat banyak tanaman hias di sana. Mama Kaila sangat rajin menghias tanaman dan merawatnya. Pohon mangga yang lumayan besar juga berdiri tegak di sana. Sehingga di perkarangan rumah Kalila menjadi tidak terlalu panas jika musim panas datang.

Kaila lalu masuk membuka pintu utama dan melepas sepatu yang seharian ini dipakainya. Setelah menaruhnya di rak sepatu, Kaila menangkap sosok yang sangat disayanginya sedang bersantai di ruang tamu dengan televisi di hadapan.

“Hai, Mom!” Kaila tersenyum menghadap Rita sesaat setelah duduk di samping Rita.

Rita membalas tersenyum dan mengusap rambut Kaila sayang. "Gimana sekolahnya, Za?" Rita memanggil Kaila dengan ‘Za’ karena diambil dari nama tengahnya, ‘Zahra’.

"Seru Mom, teman-teman Kaila semuanya asik dan sekarang juga aku udah punya teman dekat," kekeh Kaila.

"Oh ya? Nanti ajak ke sini, Mom mau ketemu sama temen kamu itu."

"Iya Mom, nanti aku ajak ke sini. Yaudah deh aku ke kamar dulu ya mau ganti baju." Kaila beranjak dari sofa dan berlari kecil ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Setelah membuka pintu kamar, Kaila langsung merebahkan badannya di kasur kesayangannya. Mata Kaila menatap langit kamar dan tersenyum sedih.

"Do you miss me?" lirih Kaila.

Pikiran Kaila melayang memikirkan seseorang yang memang sampai saat ini ia benci namun menyimpan harapan untuk bertemunya sekali lagi. Entah lah hanya ingin melihatnya untuk sekali lagi.

Tanpa disadari, Kaila malah tertidur dengan baju seragam yang masih melekat di tubuhnya.

-0-

"Halo... Apaan?... Dimana?... Ya udah gue ke sana." Arga langsung memutuskan sambungan telepon dan langsung bergegas pergi menuju tempat yang sudah di beritahu oleh si penelepon.

Padahal baru saja Arga merebahkan tubuhnya pada kasur tersayangnya setelah pulang dari rumah Shania.

Namun Arga harus pergi lagi walaupun sekarang sudah pukul 9 malam dan esok ia harus sekolah. Tapi bagi badboy seperti dirinya tidak akan peduli jam berapa sekarang dan harus apa esok.

Arga melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Sehingga Arga hanya membutuhkan sepuluh menit sampai dengan cepat. Pikirannya kalut.

Setelah cepat-cepat turun dari mobil, Argaa langsung berlari memasuki bangunan tinggi yang belum sepenuhnya jadi dan sepertinya sudah lama tidak digunakan.

Rahang Arga mengeras dan langsung berlari ke depan melewati teman-temannya. Berdiri di hadapan seseorang.

"Mau lo apa bangsat!" teriak Arga di depan wajah Revo.

"Gue mau ngehajar lo sampe lewat." Revo tersenyum miring meremehkan.

Arga ikut tersenyum miring. "Sebelum lo ngehajar gue sampe lewat. Lo udah mati duluan bego!"

BUGH

Satu tinjuan mendarat di wajah Revo hingga ia terhuyung. Ujung bibirnya sobek dan mengeluarkan darah.

Revo mendesis dan memegang sudut bibirnya. Teman-teman Arga yang berada di belakang tetap diam dan tidak ikut menyerang Revo maupun menahan emosi Arga. Mereka tau ini adalah masalah Arga dan Revo.

Namun pemikiran Revo tidak sama. Revo memerintah teman-teman yang berada di belakangnya  untuk menyerang Arga. Secara otomatis teman-teman Arga pun maju setelah tau tim Revo akan menyerang Arga.

Dan malam ini pun kembali terjadi. Mereka semua terjebak dalam perkelahian yang cukup sengit. Satu kenyataan yang memang masih terjadi sampai saat ini bahwa Revo tidak akan menang dari Arga terbukti. Sekarang pun terlihat tim Revo yang sudah terkapar di bawah bersama ketuanya juga, Revo.

Stay or LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang