Niatnya, hari ini Shania ingin mengajak sahabatnya untuk pergi berolahraga dan mentraktirnya makan. Namun, Kaila tidak bisa ikut karna tamu bulannya sedang datang dan membuat perutnya sakit.
Lalu, Arga juga masih marah kepada dirinya tentang yang semalam. Arga tidak mengangkat telponnya, bahkan tidak membalas chatnya dari semalam. Jadinya, Shania hanya pergi bertiga saja bersama Nara dan juga Zia.
Kaila yang sendiri dirumah Shania, mengambil kesempatan untuk mengambil jaket Rezzi yang semalam di pakai oleh Shania. ia bukan ingin mengambilnya untuk dimiliki, melainkan ia hanya ingin mencium wangi dari jaket itu.
Kaila memeluk jaket tersebut erat seakan - akan itu adalah Rezzi. Ia menghirup wangi jaket itu dalam - dalam seperti ingin menghabiskan semua wangi yang ada dijaket tersebut hingga tak tersisa. "Wangi kamu masih sama, aku kangen wangi ini Rez," ucapnya lirih.Setelah menghirupnya lebih dalam, Kaila meletakkan kembali jaket tersebut di tempat semula.
Kaila merebahkan badannya diatas tempat tidur yang terdapat di kamar Shania itu. Kaila menatap langit kamar Shania dengan pikiran yang tiba - tiba memutar kejadian masalalunya.
Flashback on
"Jangan lari ke sana, nanti baju kamu basah. Kita kan udah janji sama orang tua kamu, kalau kita gak akan main dipantai," teriak seorang lelaki yang baru remaja itu.
"Tapi aku suka air Rez," jawab gadis dengan rambut panjang yang bergerak ke kanan dan ke kiri saat ia berlari.
"Nanti kita ketawan dong."
"Udah gakpapa, Nanti itu urusan aku. jangan sia - siain waktu yang tersisa buat kita berdua." Lelaki itu mengahampiri gadis yang setengah bajunya sudah basah karena air pantai.
"Kamu tuh bikin aku jelek dimata orang tua kamu tau."
"Udah aku bilang itu urusan aku Rezzi. Yang terpenting buat aku adalah, sekarang kita harus mempergunakan waktu berdua kita buat yang seneng - seneng, kita bikin kenangan indah. Biar pas aku pergi nanti, cuma kenangan indah ini yang bisa kita ingat."
"Aku gak suka kai, kalau kita ngomongin kepergian kamu," ucap Rezzi sendu. "Aku juga sebenernya gak suka, tapi itu kenyataan yang harus kita sadari. Mangkanya aku ngomong itu terus biar kita sadar kalau setiap pertemuan pasti bakal ada perpisahan."
Rezzi tersenyum menatap Kaila. Lalu menarik Kaila kedalam pelukannya."Kamu harus kembali Kai, buat aku."
Flashback off
Tiba - tiba, pikiran itu hilang karna ketukan di pintu kaca balkon Shania. Kaila menoleh ke arah pintu, Saat dilihat siapa yang mengetuk pintu tersebut, Kaila langsung bangun untuk membukakan kunci pintu tersebut.
"Kakak ngapain kesini?" tanya Kaila bingung. "Gak boleh ya?" tanya Arga balik.
"Eh, bukan gitu Kak, Cuma, Shanianya juga gak ada."
Arga tersenyum mendengar ucapan Kaila yang agak kaku itu. "Kalau Shanianya ada, gue gak akan kesini Kaila."Arga masuk kedalam kamar Shania dengan santai lalu duduk di sofa yang berada di ujung kamar Shania. Kaila mengikuti Arga masuk. "Kenapa? Soal yang semalem?" tanya Kaila kepo.
Arga mengedikkan bahunya. "Kakak cemburu ya?"
"Ya enggaklah, gue Cuma kesel aja liat dia kaya gitu."
Kaila tertawa mendengar jawaban Arga. "Kakak suka sama Shania?""Pertanyaan lo makin ngaco." Arga berdiri lalu keluar dari kamar Shania dan diam di balkon Shania dengan punggung yang disandarkan pada pinggir balkon tersebut dengan kedua tangan yang bertumpu disana.
Kaila menghampiri Arga lagi yang berada di balkon dan ikut bersandar di ujung sebrang Arga."Gak mungkin kakak marah kalau bukan karna cemburu, dan gak mungkin juga kakak cemburu kalau gak punya perasaan lebih sama Shania." ucapan Kaila membuat Arga terdiam. "Kalau kakak gak suka sama Shania, seharusnya kakak seneng dong pas liat Shania pulang dengan selamat, yaa walaupun pulangnya sama cowo lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Leave
Teen Fiction[REVISI SETELAH CERITA BERAKHIR] "Mencintai dia sama hal nya saat gue mencintai salah satu bintang di langit tapi gak pernah bisa buat gue sentuh bahkan gue gapai. Tapi gue tetap setia di bawah sini buat liat dia walau rasanya cuma bisa mandang dari...